Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Interaktif

Pakar Misi: Gereja Harus Jadi Gereja Misioner

Maria F
Reporter Kristiani Pos

Posted: Mar. 11, 2009 20:44:36 WIB

Misi dan Penginjilan Se-Dunia, Senin (2/3/2009) lalu di gedung ITKI Jakarta. (Foto: Kristiani Pos)

Rev. DR. Jong Kuk Kim yang merupakan salah satu pakar misi di Indonesia. (Foto: Kristiani Pos)

Rev. Jasuo Atsumi, M. Div, Gembala Gereja Interdenominasi Indonesia di Jepang. (Foto: Kristiani Pos)

JAKARTA - Peranan misi dan gereja merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan yang mana panggilan gereja lokal untuk misi sangat jelas di Alkitab. Untuk itu penting untuk mengarahkan gereja tradisi menjadi gereja misioner.

Bethel World Mission bekerjasama dengan BPH GBI dan ITKI Jakarta menggelar Seminar Misi dan Penginjilan Se-Dunia, Senin (2/3/2009) lalu di gedung ITKI Jakarta, dengan menghadirkan para pembicara, Rev. DR. Samuel Sikitari, Rev. Jasuo Atsumi, M. Div, Rev. DR. Jong Kuk Kim yang merupakan salah satu pakar misi di Indonesia, dengan moderator Pdt. Esrom Lempao selaku perwakilan Bethel World Mission, BPH GBI.

Dalam seminar tersebut dipaparkan pentingnya gereja menjadi gereja yang misioner guna mengemban amanat agung Yesus Kristus ke seluruh dunia.

Lima misi yang diemban oleh gereja adalah, ibadah/penyembahan, pemuridan, fellowship antar umat Kristiani, diakonia/pelayanan, dan penginjilan. Yang mana gereja sebagai tubuh Kristus merupakan sarana untuk menjalankan misi Tuhan di dunia,” ujar Rev. DR. Jong Kuk Kim yang sebelumnya adalah misonaris yang diutus dari Korea untuk melakukan misi di Indonesia yang kemudian karena kecintaannya yang begitu besar kepada Indonesia membuatnya mengganti status warga negaranya menjadi Indonesia.

Kelima elemen gereja tersebut harusnya dapat bersinergi dan menjadikan Kristus sebagai kepala dengan tujuan untuk melaksanakan amanat Tuhan sebagaimana tertulis dalam Yohanes 3:16,” Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”

Dalam penyampaian pesan Injil ke seluruh terdapat beberapa hambatan yang dapat menghalangi Injil untuk sampai ke seluriuh dunia, hal ini seringkali disebabkan oleh keterbatasan wawasan dan salah pemahaman dalam diri pemimpin gereja itu sendiri.

Selain itu tidak jarang seseorang pemimpin gereja tersebut memilki kualitas yang memadai namun tidak memiliki kejelasan arah dalam memimpin gereja. Hal tersebut sangat berbahaya,” tegasnya.

“Banyak gereja-gereja yang besar dan hebat tetapi gembalanya tidak memiliki arah yang jelas.”

Pondasi dari gereja adalah hati Tuhan, pengorbanan Yesus, gembala harus tahu ini pertama kali. Akan tetapi seringkali fokusnya hanya melihat sebagai profesi semata.

Banyak umat Kristiani memiliki anggapan salah bahwa persoalan misi adalah tanggungjawab pendeta dan misionaris.

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan misi, yakni; memuliakan Tuhan, memperlengkapi jemaat, dan memberitakan Injil sampai ke seluruh bumi.

Salah satu negara di Asia yang banyak mengirimkan misionaris ke berbagai negara adalah Korea yang mana pada tahun 2000 telah mengirim sekitar 120 ribu misionaris yang tersebar di 150 negara. Sedangkan negara barat sekitar 168 ribu misionaris.

Menurut Rev. DR. Jong Kuk Kim,Indonesia dinilai banyak memiliki potensi dalam hal misi, namun arah perkembangan misinya lebih mengarah ke internal gereja sendiri.

Lebih lanjut dijelaskan pula oleh Rev. DR. Jong Kuk Kim beberapa hal yang menjadi penyebab gereja tradisi tidak berubah menjadi gereja misioner adalah dimana gembala lebih memilih untuk mengikuti apa yang menjadi keinginan jemaat daripada keinginan Tuhan. Yang kedua adalah ketika rasa belas kasihan (compassion) tidak lagi ada sehingga menjadi serupa dengan dunia.

Alasan ketiga mengapa gereja tradisi tidak dapat berubah menjadi gereja misioner lah karena gereja seringkali hanya terlalu disibukkan oleh masalah-masalah internal saja, dan yang keempat gereja seringkali hanya membuat banyak rencana tetapi lambat dalam melaksanakannya.

Ada gereja yang terlalu tua dan lebih mempertahankan tradisi bukannya kebenaran. Dan ada gereja yang terlalu membatasi misi berdasarkan geografis., dan ada yang tidak mau mendengarkan suara utusan Tuhan.

Hal yang paling penting untuk mengubah gereja tradisi menjadi gereja misioner adalah motivasi awal untuk persiapan awal menjadi gereja misioner,” tambahnya.

Umat Kristiani tidak boleh kehilangan semangat jiwa misionaris dan melayani jiwa-jiwa dan menjadi saluran berkat Tuhan. Ini adalah salah satu dasar dari misi, serta jangan melupakan bahwa kualitas kasih Allah selalu menuntut pengorbanan kita.

Rev. Tasuo Atsumi, gembala Gereja Interdenominasi Indonesia di Jepang dalam kotbahnya mengatakan bahwa pekerjaan misi adalah sepenuhnya pekerjaan dari Roh Kudus dan dalam pelaksanaannya memuntut kita untuk masuk di dalam misi itu sendiri dan bukan hanya diluarnya saja.

Pada dasarnya pelayanan misi dilakukan mencakup dua macam, yakni memberitakan Injil dan pelayanan sosial, dan dalam melakukan pelayanan sosial jangan melupakan hal yang paling penting yakni memberitakan Injil,” jelas pendeta asli Jepang tersebut yang pernah 17 tahun menjadi misionaris di Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.

Pemberitaan Injil ditujukan kepada dua macam orang yakni pertama, orang yang mendengar lalu percaya dan kedua kepada orang yang tidak percaya.

Gereja harus menjadi gereja Alkitabiah untuk dapat menjadi gereja misioner.

Next Story : Workshop INKommunity: Mencari Ide Penulisan Artikel Pluralisme

Terpopuler

Headlines Hari ini