Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Kreasionis: Ardi Bukanlah "Ancaman"

Eric Young
Koresponden Kristiani Pos

Posted: Oct. 12, 2009 16:29:00 WIB

Sementara media di seluruh dunia menggembar-gemborkan penemuan dua dekade yang disebut-sebut berpotensi sebagai nenek moyang manusia, para kreasionis (pendukung Ciptaanisme) menunjukkan bahwa tim peneliti yang meneliti fosil terekonstruksi itu bahkan tidak menyangkal adanya kemungkinan temuan ini hanyalah kera yang telah punah.

"Menurut pandangan awal kami ... fakta-fakta tampaknya kuat di balik gagasan kalau Ardi adalah kera berkaki empat yang secara relatif memiliki sedikit kesamaan dengan manusia (yakni, tidak lebih daripada kebanyakan kera)," tulis anggota staf pelayanan apologetik Answers in Genesis, mengacu pada kerangka yang diberi nama panggilan itu.

"Kunci dasar dugaan kaitan Ardi-manusia (yang bahkan tidak terkonfirmasi) adalah mahluk itu berjalan tegak - sebuah gagasan yang bahkan dikritik evolusionis," tambah pelayanan tersebut. "Dan kita tidak dapat melupakan kalau semua kesimpulan disimpulkan dari digital rekonstruksi dan rekonstruksi berbasis keliru pada tulang-tulang yang konsidinya sangat buruk."

"Sejauh yang kami pedulikan, 'ancaman' evolusioner Ardi bagi kami tidak lebih seperti yang ditimbulkan Ida: yaitu, tidak ada," mereka menyimpulkan, mengacu pada fosil 47 juta tahun yang awal tahun ini disebut-sebut sebagai "kunci yang hilang" antara primata prosimian dan primata antropoid.

Kamis lalu, sebuah tim multinasional dari 47 peneliti yang telah mempelajari tulang "Ardi" sejak ditemukan pada awal 1990-an, menyodorkan penemuan tersebut potensial sebagai nenek moyang manusia, Ardipithecus ramidus.

Kerangka yang ditemukan di Etiopia dan diperkirakan berusia 4,4-juta tahun itu meliputi sebagian besar tengkorak dan gigi, serta panggul, tangan, dan kaki - bagian-bagian yang kata para peneliti mengungkapkan "perantara" bentuk berjalan tegak, yang dianggap sebagai tanda dari hominid.

"Spesies ini ... menjawab banyak ketidakpastian mengenai awal evolusi manusia, termasuk sifat nenek moyang terakhir yang kita miliki dengan garis hidup yang mengarah ke simpanse dan bonobo," kata anggota tim Tim D. White, direktur Human Evolution Research Center di University of California, Berkeley.

Akan tetapi, menurut Institute for Creation Research, menempatkan Ardi sebagai nenek moyang manusia menciptakan lebih banyak masalah daripada memecahkannya.

Sebagai contoh, struktur tubuh Ardipithecus menunjukkan tidak ada perlawanan atau transisi tak terbantahkan menuju fitur unik manusia," kata kelompok kreasionis.

"Spekulasi dan dugaan evolusi, bukan pengamatan ilmiah, ditawarkan untuk menjembatani kesenjangan ini," tambah mereka.

Dan seperti yang dicatat Answers, Ardi adalah sebagian kerangka yang disusun dari setidaknya 35 set kerangka fragmen tulang - banyak di antaranya berkondisi buruk sehingga butuh 15 tahun sebelum tim peneliti benar-benar bisa menganalisis dan menerbitkan temuannya dari kerangka gabungan.

"[Sebagai] titik awal, kreasionis harus ingat bahwa dengan begitu banyak fosil, pengukuhannya jauh dari sempurna dari apa yang digambarkan media dan "rekonstruksi" itu sendiri,'" kata mereka.

Lebih jauh lagi, kaki Ardi memiliki jari-jari besar dan tidak punya lengkungan, yang menunjukkan bahwa ia - atau lebih tepatnya, mereka - tidak bisa berjalan atau berlari jarak jauh dan juga menunjukkan ia tidak berjalan tegak seperti yang dipercaya banyak orang.

"Ini adalah kerangka yang sangat menarik, namun berdasarkan apa yang mereka tunjukkan, bukti-bukti untuk pergerakan sangat terbatas," kata ahli anatomi William Jungers dari Universitas Stony Brook kepada National Geographic News.

"Jari-jari kaki besar yang berbeda diasosiasikan dengan genggaman, dan ini adalah salah satu jari kaki berlainan yang pernah dibayangkan. Mengapa binatang yang sepenuhnya beradaptasi untuk mendukung berat organ bagian depan di pepohonan memilih untuk berjalan di tanah?" tanyanya.

Berdasarkan hal ini dan lainnya, Answers in Genesis menyarankan bahwa tekanan yang berkelanjutan bagi para ilmuwan untuk menemukan sesuatu dari "evolusi signifikan" dapat menyebabkan insentif sistematis untuk menghasilkan sesuatu yang besar dari "fosil sepele."

"Kami mengakui dari sudut pandang kami, kami semakin tidak peka dengan semangat yang mengelilingi setiap klaim penemuan fosil baru untuk mendukung evolusi," kata mereka.

"Banyaknya tulisan mengenai Ardi dan keriuhan tampaknya lebih condong mencari perhatian daripada ilmu pengetahuan," tambah mereka.

Dalam 11 makalah yang diterbitkan dalam edisi 2 Oktober majalah Science dan publikasi onlinenya, tim dari 47 peneliti mengungkapkan temuan mereka dan menggambarkan bagaimana Ardipithecus ramidus mungkin telah melihat dan bergerak, tapi, seperti yang dikatakan Institute for Creation Research, menggunakan kata "mungkin" sekitar 78 kali dan "menyarankan", atau "sugesti" 117 kali, mengasosiasikan cerita yang tidak berdasar daripada deskripsi ilmiah."

Penerbitan makalah bertepatan dengan ulang tahun ke-200 naturalis abad ke-19 Charles Darwin, yang mengenalkan teori semua spesies hidup telah berevolusi dari waktu ke waktu dari leluhur yang sama melalui proses seleksi alam.

Meski dalam komunitas ilmiah pada dasarnya ada kesepakatan universal kalau bukti-bukti evolusi yang ada sangat luar biasa, dan konsensus ilmiah yang mendukung sintesis evolusi modern hampir mutlak, kreasionis menegaskan kalau ada kontroversi ilmiah yang signifikan dan perselisihan atas keabsahan evolusi.

Menurut organisasi Gallup, yang melakukan jajak pendapat terhadap orang dewasa Amerika Serikat tentang kepercayaan mereka tentang evolusi dan penciptaan sejak 1982, 44 persen orang Amerika yang disurvei tahun lalu mengatakan bahwa mereka percaya bahwa Tuhan menciptakan manusia sama dalam bentuknya yang sekarang diantara 10.000 tahun terakhir.

Sementara itu, tiga puluh enam persen percaya manusia telah berkembang selama jutaan tahun dari bentuk-bentuk kehidupan yang kurang maju, tapi Tuhan membimbing proses ini, termasuk penciptaan manusia.

Hanya 14 persen percaya manusia telah berkembang selama jutaan tahun dari bentuk-bentuk kehidupan yang kurang maju dan bahwa Tuhan tidak terlibat dalam proses ini.

Angka-angka itu relatif sama selama hampir tiga dekade, dengan kelompok yang terakhir menunjukkan kenaikan signifikan - walau sedikit.

Next Story : Kardinal Tauran Imbau Para Intelektual Menyiapkan Diri Untuk Mengembangkan Dialog Antaragama

Terpopuler

Headlines Hari ini