Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Studi: Belanja di Hari Minggu Kurangi Kebahagiaan ?

Mathea N.
Reporter Kristiani Pos

Posted: Sep. 06, 2010 11:59:39 WIB

Bagaimana Anda menghabiskan hari Minggu Anda? Kebanyakan, hari yang biasanya untuk istirahat dan pergi ke gereja itu kini telah menjadi hari untuk pergi berbelanja. Namun, benarkah hal ini bisa mengurangi kebahagiaan?

Para peneliti dari Universitas DePaul di Chicago dan Universitas Ben-urion di Israel melacak kehadiran orang di gereja dan tingkat kebahagiaan diantara kehidupan orang Amerika. Mereka melihat dampak dari pencabutan hukum biru, yang sangat diperlukan para pengecer untuk tetap tutup di hari Minggu.

Hukum biru (blue laws) adalah sejenis hukum yang dirancang untuk menetapkan standar agama, di mana hari Minggu ditetapkan sebagai hari untuk pergi ke gereja dan beristirahat.

Para peneliti menemukan bahwa toko-toko yang boleh buka di hari Minggu terkait dengan penolakan terhadap kehadiran ke gereja di antara wanita kulit putih, yang menyebabkan penurunan kebahagiaan. Di antara wanita kulit hitam, pencabutan atas hukum biru tidak memiliki pengaruh yang dapat diukur. Hal ini kemungkinan dikarenakan ukuran sampel yang terlalu sedikit sehingga sulit menggambarkan kesimpulan statistik yang berarti. Dengan catatan, penemuan ini benar hanya bagi para wanita.

Untuk para pria, pencabutan hukum biru tampak tidak mempengaruhi kehadiran di gereja atau tingkat kebahagiaan. Sejak pencabutan hukum biru, kurang dari 17 persen wanita kemungkinan dilaporkan sangat bahagia dan selebihnya tidak bahagia.

"Orang-orang tahu ada hubungan antara keimanan dan kebahagiaan, tapi tidak ada bukti yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh sebab-akibat," ujar William Sander, professor ekonomi Unversitas DePaul.

"Laporan kami cenderung menyediakan lebih banyak bukti yang menyimpulkan bahwa keimanan di antara wanita berpengaruh terhadap kebahagiaan," lanjutnya.

Para peneliti mempelajari data yang terkumpul dari General Social Survey, sebuah survey sosiologi yang biasa mengumpulkan informasi demografi kependudukan Amerika. Mereka membandingkan responden di 10 negara di mana belanja di hari Minggu dilarang lalu diperbolehkan, dengan enam negara yang tidak melakukan perubahan aturan tersebut. Penelitian khususnya dipusatkan pada perilaku umat Katolik dan Protestan karena merekalah yang pergi ke gereja di hari Minggu.

Jadi, mengapa belanja di hari Minggu bisa mengurangi kebahagiaan wanita? Sebagian alasannya mungkin karena beberapa wanita harus bekerja di hari Minggu setelah pencabutan hukum biru. "Orang-orang tak ada yang suka bekerja di hari Minggu," kata Dr. Sander.

Atau penolakan atas kebahagiaan wanita karena belanja di hari Minggu diperbolehkan mungkin terkait pada perilaku anak-anak mereka. Banyak diantara mereka yang jalan-jalan dan belanja di mall pada hari Minggu.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa pencabutan hukum biru terkait dengan perilaku remaja. Atau ini mungkin juga karena godaan belanja lebih kuat dibandingkan hasrat untuk pergi ke gereja meskipun ini bisa mengurangi kebahagiaan.

"Belanja adalah kegiatan yang adiktif, dan meskipun tidak membuat orang bahagia, mereka melakukannya dan tidak kembali ke gereja hanya karena alasan tersebut. Kepuasan instan dari belanja dibandingkan dengan manfaat ke gereja, bisa terjadi dalam jangka waktu yang lama," kata Dr. Sander.

Sumber: Tempo

Next Story : Petambang Cile yang Selamat: Tuhan Menang

Terpopuler

Headlines Hari ini