Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Pemuka Agama New York Ingin Redakan Polemik

Elise T. Putri
Reporter Kristiani Pos

Posted: Sep. 02, 2010 05:17:20 WIB
pemuka-agama-new-york-ingin-redakan-polemik

Lokasi dimana umat Muslim berencana membangun masjid dan pusat budaya di sebuah gedung abad ke-19 di Park Place, Manhattan, (Foto: AP/Louis Lanzano)

Pemimpin gereja Katolik Roma di New York, Amerika Serikat, berencana mengadakan pertemuan rutin dengan ulama muslim di negara tersebut. Tujuan pertemuan ini adalah mendiskusikan isu-isu yang berkembang termasuk diantaranya rencana pembangunan mesjid di dekat Ground Zero.

Uskup Agung Timothy Dolan mengatakan, usulan ini bukan bermaksud untuk mendikte umat muslim untuk memindahkan lokasi mesjid tersebut, namun hanya menjalankan tradisi yang sudah berjalan selama puluhan tahun antara para pendeta Katolik dengan para rabbi, pemimpin Yahudi. Pertemuan rutin ini, menurutnya, adalah sarana untuk menyingkapi perbedaan dan membangun pemahaman antara kedua keyakinan.

“Saya sadar kita tidak terlalu sebersemangat itu dalam menjalin hubungan dengan para saudara-saudari Islam kita. Pertemuan nanti bukan berarti kita menyelesaikan masalah lokasi pembangunan mesjid, namun menyelesaikan isu yang lebih luas lagi, yaitu ketegangan antara Kristen, Yahudi dan Islam,” ujar Dolan seperti dikutip dari harian The Wall Street Journal pada sebuah wawancara di kantornya di sekolah Seminary St. Joseph di Yonkers.

Dia mengatakan bahwa dengan pertemuan ini nantinya para pemimpin agama akan mempunyai pakem mengenai tindakan apa yang akan dilakukan jika terjadi konflik. Dia juga mengundang dua orang rabbi dan dua ulama, dan berharap pertemuan pertama dapat berlangsung pada bulan ini.

Direktur Liga Anti Fitnah Amerika, Abe Foxman, menyambut baik gagasan Dolan. Foxman adalah penentang utama pembangunan mesjid di dekat lokasi runtuhnya gedung World Trade Center, New York, pada serangan teroris 11 September 2001.

“Bagus sekali, saya pikir tindakan ini sangat tepat dan perlu,” ujarnya seraya mengatakan bahwa merupakan kehormatan jika dirinya diundang untuk ikut serta.

Pembangunan Islamic Center dan mesjid setinggi 13 lantai di dekat lokasi serangan teroris yang dilakukan militan Islam telah memecah belah negara tersebut. Beberapa mendukungnya atas dasar kebebasan beragama, sementara yang lainnya menolaknya karena dianggap tidak menghargai para korban dan keluarganya.

Sumber: Viva News

Next Story : Studi: Belanja di Hari Minggu Kurangi Kebahagiaan ?

Terpopuler

Headlines Hari ini