Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Pemimpin Anglikan Menyambut Baik Perubahan Kebijakan Vatikan

Gretta Curtis
Koresponden Kristiani Pos

Posted: Oct. 22, 2009 05:00:11 WIB
Pemimpin-Anglikan-Menyambut-Baik-Perubahan-Kebijakan-Vatikan

Uskup Agung Britania Canterbury Rowan Williams, kiri, dari gereja Anglikan saat mendengarkan Uskup Agung Westminster Vincent Nichols dari Gereja Katolik Roma berbicara dalam konferensi pers di London, mengundang reaksi atas pengumuman struktur gereja baru bagi Anglikan yang mau bergabung dengan Gereja Katolik, Selasa (20/10/2009). Paus Benediktus XVI telah membuat struktur gereja baru bagi Anglikan yang ingin bergabung dengan Gereja Katolik, sebagai respon bagi sebagian anggota Anglikan yang kecewa terhadap pentahbisan wanita dan pemilihan uskup yang terbuka bagi uskup gay. (Foto: AP /Matt Dunham)

Pemimpin kelompok Anglikan seluruh dunia mengatakan perubahan baru Vatikan yang membolehkan Anglikan secara perlahan masuk dalam Gereja Katolik hanya sebagian rutinitas hubungan kedua gereja serta kedua gereja juga tidak mempunyai masalah.

Uskup Agung Canterbury Rowan Williams, pemimpin spiritual kelompok Anglikan seluruh dunia, mengatakan dalam konferensi pers di London bahwa dia tidak melihat perubahan Vatikan itu sebagai “sebuah sikap agresi” atau bentuk tidak percaya diri, tetapi merupakan bagian dari sebuah rutinitas hubungan antara kedua gereja.

Vatikan mengumumkan bahwa Pope Benedict XVI telah memberikan persetujuan pada Selasa dalam sehelai dokumen yang dikenal sebagai “Apostolic Constitution” yang memberikan kemudahan tanpa mengharukan Anglikan untuk berubah menjadi Katolik Roma.

Sebagian orang dianatar 77 juta Anglikan di seluruh dunia kecewa terhadap pemilihan uskup yang terbuka bagi uskup gay dan memberkati pasangan seksual yang sama, serta pentahbisan pendeta wanita.

Struktur baru dalam dokumen baru yang disetujui oleh Paus membolehkan penunjukan pemimpin, biasanya uskup dipilih dari mantan pendeta Anglikan yang tidak menikah, untuk menjaga kelompok Anglikan yang lama yang menjadi Katolik dan mengakui paus sebagai pemimpin mereka.

“Melalui cara ini, Apostolic Constitution mencoba untuk seimbang selain juga bentuk keprihatinan dalam upaya memelihara tardisi liturgis dan rohani Anglikan yang luhur, disamping keprihatinan bahwa kelompok-kelompok tersebut dan pastoral mereka akan diintegrasikan ke dalam Gereja Katolik,” Ujar Vatikan.

Kardinal William Joseph Levada mengatakan dalam konferensi pers bahwa Apostolic Constitution adalah jawaban atas “banyaknya permintaan untuk kembali pada Tahta Suci dari kelompok-kelompok pendeta dan jemaat Anglikan di berbagai belahan dunia yang berkeinginan untuk kelompok tersebut secara penuh dan nyata masuk dalam “Gereja Katolik.

“Ini bukanlah merupakan sebuah komentar tentang kehidupan Kelompok Anglikan. Ini adalah sebuah jawaban bagi orang-orang yang datang berikutnya,” ujar Vincent Nichols, Uskup Agung Westminster dan pemimpin Gereja Katolik di Inggris dan Wales.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Lambeth Palace, Uskup Agung Williams, pemimpin Anglikan juga mengatakan bahwa Apostolic Constitution “merupakan pengakuan lanjutan atas terjadinya tumpang tindih dalam kepercayaan, doktrin dan spiritual antara Gereja Katolik dan tradisi Anglikan.”

“Tanpa membicarakan tentang 40 tahun lalu, pengakuan ini tidak akan mungkin ,” tambah pernyataan.

“Dengan kasih karunia Tuhan dan doa kami memutuskan untuk saling menjaga komitmen dan konsultasi secara terus menerus serta terus menguatkan hal-hal lainnya.

Next Story : PGI Diminta Lebih Peka dan Vokal Memperjuangkan Kebebasan Beragama

Terpopuler

Headlines Hari ini