VATIKAN – Paus Benediktus XVI menentang kolonialisme model baru. Pernyataan tersebut disampaikan Paus dalam rangka membuka pertemuan khusus (sinode) uskup-uskup Afrika di Vatikan, Roma.
Pertemuan sinode dihadiri sekitar 200 uskup dari 53 negara Afrika. Pertemuan berlangsung selama tiga pekan yang dimulai pada Minggu (4/10) tersebut membahas mengenai peran Gereja Katolik Roma dalam perang melawan ketidakadilan sosial di Afrika.
Dalam pidatonya Paus menentang apa yang disebut bentuk baru kolonialisme negara-negara Barat. Menurut Paus, zaman kolonialisme politik memang telah berakhir, tetapi saat ini warga Afrika menghadapi ancaman lain.
Menurut Paus negara-negara Barat mengekspor "limbah beracun" ke Afrika. Yang dimaksudnya adalah materialisme dan kurangnya nilai-nilai moral. Paus Benediktus XVI memuji kekayaan budaya dan spiritual benua Afrika. Ia menyebut Afrika sebagai "paru-paru spiritual" dunia, seperti dikutip oleh Kompas.
Pertemuan sinode uskup-uskup Afrika ini merupakan yang kedua digelar, setelah diadakan pertama kali pada 1994, semasa genosida Rwanda. Tercatat gerakan Katolik berkembang lebih cepat di Afrika ketimbang di negara-negara lain di dunia. Tiga dasawarsa belakangan jumlah umat Katolik Roma di Afrika meningkat hampir tiga kali lipat.
JAKARTA – Ingin merayakan Natal dengan nuansa asli Bethlehem? Tidak perlu jauh-jauh ke Betlehem, karena Natal ala Bethlehem akan hadir di ...