Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Teolog Berdiskusi untuk Majukan Persatuan di Dunia yang Terbagi

Audrey Barrick
Koresponden Kristiani Pos

Posted: Oct. 15, 2009 14:09:09 WIB
teolog-berdiskusi-untuk-majukan-persatuan-di-dunia-yang-terbagi

The Standing Commission on Faith and Order bertemu di Yunani, 7-13 Oktober 2009. Dari ki-ka Canon Pendeta Dr John Gibaut, direktur; Metropolitan Dr Vasilios dari Constantia-Ammochostos, moderator; Metropolitan Prof Dr Gennadios dari Sassima. (Foto: WCC)

teolog-berdiskusi-untuk-majukan-persatuan-di-dunia-yang-terbagi

Sekretaris Umum Dewan Gereja Dunia Rev Dr Samuel Kobia berbicara dengan Metropolitan Bishoy Damietta dari Gereja Ortodoks Koptik selama 7-13 Oktober 2009, pertemuan Komisi Iman dan Ordo. (Foto: WCC)

Lebih dari 120 teolog dari berbagai tradisi Kristen mengakhiri sebuah pertemuan di Yunani, Selasa, di mana mereka membahas ekumenisme dan panggilan untuk menjadi gereja yang satu.

Pertemuan seminggu Faith and Order Commission dari Dewan Gereja Dunia dianggap sebagai "landasan penting dalam dialog oikumenis," menurut Dr. John Gibaut, direktur komisi.

Pada hari pembukaan pertemuan yang berlangsung dari 7-13 Oktober itu, Patriark Ekumenis Bartolomeus I, pemimpin spiritual Kristen Ortodoks di seluruh dunia, mengakui kesatuan Gereja adalah sebuah "pencarian yang tak pernah berakhir, perjalanan yang terus berlanjut." Namun dia menambahkan bahwa pencarian akan kesatuan adalah "sebuah kesaksian terhadap kenyataan bahwa apa yang kita cari akan terjadi di waktu Allah dan bukan waktu kita."

"Persatuan mengkomitmenkan kita dalam tujuan bersama di zaman ini disaat kita menantikan zaman yang akan datang, karena persatuan menyatukan kita dalam komitmen untuk pelayanan suci dan misi untuk mewujudkan kerajaan Tuhan, seperti yang kita nyatakan dalam doa Bapa Kami, 'di bumi seperti di surga,'" katanya.

Namun apakah persatuan?

Minna Hietamäki, seorang teolog Lutheran yang mengajarkan agama, kepada murid-muridnya mengatakan persatuan berarti "pemaksaan keseragaman, hilangnya identitas individu dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan sesuatu yang asing."

"Pertanyaan dalam pikiran saya bukannya berapa banyak keanekaragaman yang dapat ditoleransi kesatuan gereja, tapi berapa banyak keanekaragaman yang diperlukan kesatuan gereja," katanya.

Perbedaan di antara kelompok-kelompok iman tidak hanya untuk kenikmatan estetika, ujarnya, tetapi keragaman "menantang kita melampaui zona nyaman dan bekerja dengan kata-kata, lidah, tindakan dan kebenaran untuk hidup dan berbicara sebagai masyarakat yang benar-benar Kristen."

Pendeta Marianela de la Paz Cot, seorang pendeta di Gereja Episkopal (Anglikan) Kuba, mengingatkan para tokoh agama bahwa komunitas Kristen adalah komunitas orang-orang yang tidak sepaham. Rasa memiliki mereka, sebaliknya, muncul dari pertemuan mereka dengan Yesus Kristus.

"Konsep orang-orang Tuhan harus dipahami sebagai sesuatu yang melepaskan kita dari posisi kaku sebagaimana lembaga gereja mengutus kita dalam perjalanan," tegas Paz Cot.

Menekankan kalau mereka tidak dapat mencapai persatuan hanya sebagai masalah Kristen internal, ia menyerukan dialog antaragama dan persatuan di antara berbagai agama.

"Gereja dipanggil untuk menjadi satu, tetapi tidak dapat memahami panggilan tersebut dari perspektif eksklusif," kata pendeta Anglikan itu. "Kita adalah umat Allah, dipanggil untuk perjalanan bersama, bukan untuk mengucilkan dan meninggalkan orang lain karena kita menganggap mereka 'bukan salah satu dari kami.' Wahyu adalah polifonik."

Dunia yang "sudah begitu terluka dan terbagi," dunia tidak membutuhkan parit-parit religius, tapi jembatan, kata Paz Cot.

Selama lebih dari 80 tahun, Faith and Order Commission telah memfasilitasi dialog mengenai isu-isu teologis yang memisahkan gereja-gereja. Komisi ini dianggap sebagai forum teologis Kristen terluas di dunia karena jumlah tradisi gerejani yang terlibat, mewakili daerah dan fakta bahwa para anggotanya adalah wakil resmi dari gereja-gereja mereka. Komisi ini terdiri dari gereja-gereja anggota WCC - terutama Protestan, gereja-gereja Anglikan dan Ortodoks - dan lainnya, termasuk Gereja Katolik Roma.

Tujuan dari komisi adalah "untuk mewartakan kesatuan dari gereja Yesus Kristus dan untuk memanggil gereja-gereja ke tujuan persatuan yang terlihat. "Pendeta, umat awam, cendekiawan atau para pemimpin gereja dinominasikan oleh gerejanya untuk berkontribusi dalam pertemuan yang diadakan sekali tiap enam sampai delapan tahun.

Pendeta Dr Olav Fykse Tveit, yang baru-baru ini terpilih sebagai sekretaris umum baru WCC, tidak mengkhawatirkan jika orang Kristen kehilangan kekhasan ketika berkomitmen dalam dialog antaragama. Dia mengatakan kepada Christian Today dalam sebuah wawancara bahwa mengingat begitu banyak masalah yang mereka hadapi, ia merasa akan "sangat kontraproduktif dan berbahaya jika kita tidak menemukan cara untuk bekerja sama dan berusaha memberikan ekspresi sebagai keprihatinan bersama."

"Ini tidak menentang integritas saya sebagai seorang Kristen saat mencari jalan bekerjasama dengan orang-orang dari agama lain untuk berbagai isu - malah sebaliknya," katanya, menyadari bahwa bekerja bersama tidak berarti setuju dengan semua aspek teologis. "Saya rasa kita harus menjadi orang Kristen yang berani dalam arti kita tahu kalau kita dipanggil untuk berbagi Injil namun juga mengakui bahwa itu berarti kita harus berbagi Injil kasih Allah dan tidak menimbulkan konflik antara orang-orang yang harus hidup bersama."

Sekretaris Jenderal WCC Rev Dr Samuel Kobia menggemakan panggilan untuk mengasihi. Dia mengatakan kepada peserta tahun ini bahwa karya Iman dan Orde hanya bisa mencapai konsensus jika bekerja dalam kasih, jika tidak, mereka hanyalah pintar.

"Percakapan dan kesepakatan yang dicapai di sini tidak akan memperbaiki tongkat yang rusak, mereka tidak akan datang dari kekekalan dalam Kristus, sang pokok anggur dan batu penjuru," katanya. "Mereka tidak akan memajukan persatuan sehingga dunia percaya, tidak akan ada seorang pun yang tahu bahwa Anda adalah murid-murid-Nya, jika Anda belum mengasihi satu sama lain seperti Kristus mengasihi setiap dari kalian."

Next Story : Paus Desak Aksi Nyata Perlindungan Lingkungan

Terpopuler

Headlines Hari ini