Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Tokoh Agama Eropa Bertekad Perangi Kemiskinan dan Kesenjangan

Ariza Samuel
Reporter Kristiani Pos

Posted: Jul. 23, 2010 15:09:29 WIB

Para wakil kelompok agama terbesar di Eropa berkumpul di ruang sidang utama Komisi Eropa di Brussel, Swiss pekan ini untuk membahas kemiskinan dan kesenjangan sosial.

Pertemuan wakil agama ini muncul di tengah-tengah diskusi hangat di Uni Eropa menyangkut reformasi keuangan perlindungan iklim atau politik industri.

Ketua Komisi Eropa, Jose Manuel Barroso dalam pidato pembukaannya, memuji karya berbagai kelompok agama khususnya dalam masa krisis. "Krisis ekonomi dan keuangan memukul banyak orang. Tidak diragukan bahwa yayasan bantuan dan agama bagi banyak orang, sangat penting untuk membantu mereka melalui masa-masa sulit. Baik dalam bentuk bantuan materi maupun dukungan moral dan emosional," ujar Barroso seperti diberitakan Deutsche Welle.

Ketua tetap Dewan Eropa Herman van Rompuy bahkan memandang Eropa dalam posisi khusus. "Uni Eropa harus menjadi perhimpunan norma-norma. Itu adalah nilai tambah kita di dunia ini. Ini merupakan kekuasaan 'lembut' Eropa di dunia."

Tentang definisi kemiskinan, Kardinal Hungaria dan Ketua Dewan Uskup Eropa, Peter Erdö menyatakan kemiskinan bukan hanya masalah kesejahteraan materi, melainkan menyangkut masalah antropologi. "Kita harus bersama-sama mencari apa yang penting bagi manusia, apa yang secara antropologis mendasar bagi kesejahteraan manusia," ujarnya.

Sementara itu, Bekir Alboga, wakil dari Perhimpunan Islam Turki di Jerman menegaskan kesediaan bekerja sama. "Jika sudah menjadi bagian dari Jerman, bagian dari perhimpunan norma ini, maka kami juga bahagia dapat mengeluarkan pendapat kami dalam bentuk dialog seperti ini. Dan kami tetap akan mengajukan usulan secara tertulis kepada Ketua Komisi, dan kami sebagai warga Muslim Eropa tetap akan ambil bagian, kami siap melakukannya," kata Alboga.

Pertemuan itu diharap dapat menyuarakan moto: "Kami saling menghormati termasuk peran masing-masing agama dalam masyarakat."

Van Rompuy yang beragama Katolik juga memandang, pentingnya diselenggarakan pertemuan selanjutnya dengan perhimpunan kepercayaan non religius karena Uni Eropa memandang dirinya netral dalam tema religi.

Next Story : Muslim Lobi untuk Sembahyang di Katedral Kordoba

Terpopuler

Headlines Hari ini