Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Muslim Lobi untuk Sembahyang di Katedral Kordoba

Aaron J. Leichman
Koresponden Kristiani Pos

Posted: Aug. 19, 2010 06:21:38 WIB
muslim-lobi-untuk-sembahyang-di-katedral-kordoba

Dalam file foto 6 Agustus 2009 ini, turis mengunjungi apa yang dulunya Mesjid Agung Kordoba di selatan Spanyol. Mesjid itu dirubah menjadi katedral pada 1236 saat Raja Ferdinan III mengambil kota itu dari kaum Moor. Sejak itu, terkecuali saat-saat khusus, Muslim dilarang beribadah didalamnya. (Foto: AP Photo / Manu Fernandez, File)

Sementara kabar mengenai Cordoba House di dekat Ground Zero kota New York menjadi perdebatan panas beberapa bulan terakhir ini, namun kurang diketahui perdebatan mengenai Katedral Kordoba di Spanyol, yang dulunya adalah Mesjid Agung Kordoba.

Beberapa waktu ini, kelompok-kelompok Muslim berusaha meyakinkan pemimpin Katedral Kordoba yang terletak di selatan Spanyol untuk membolehkan gereja Katolik itu digunakan untuk tempat beribadah baik umat Kristiani maupun Muslim karena tempat itu masih signifikan bagi banyak umat Muslim.

Namun Uskup Kordoba, Demetrio Fernandez, mengatakan berbagi tempat itu dengan umat Muslim sama seperti seorang suami berbagi istrinya dengan pria lain.

"Ada hal-hal yang dapat dibagi dan ada yang tidak, dan Katedral Kordoba tidak akan dibagi dengan Muslim," kata Fernandez, menurut media Europa Press yang berbahasa Spanyol.

Dibangun pada abad ke8 setelah bangsa Moor menjajah Spanyol, tempat ibadah Kordoba dirubah dari sebuah mesjid menjadi katedral pada 1236 saat Raja Ferdinand III merebut kota itu dari bangsa Moor.

Sejak saat itu, terkecuali pada saat-saat khusus, umat Muslim dilarang beribadah didalamnya.

Awal tahun ini, pada April, ada perdebatan antara polisi dan beberapa turis Muslim dari Austria yang berusaha bersembahyang di tempat yang dulunya Mesjid Agung Kordoba tersebut.

Akan tetapi, secara historis, hubungan antara umat Kristiani dan Muslim di Kordoba damai-damai saja. Kota itu dikenal sebagai Kota Tiga Budaya karena umat Muslim, Yahudi dan Kristiani hidup dalam keharmonisan disana saat jaman pertengahan.

Dan saat ini bagi banyak orang, keadaan itu masih berlaku.

Fernandez mengatakan pada Europa Press Juni lalu bahwa gereja memiliki "hubungan yang baik dengan umat Muslim" dan ingin berkolaborasi untuk mencapai "kedamaian, keadilan dan koeksistensi antar masyarakat."

"Namun itu satu hal," katanya. "[Hal] lain, sangat berbeda, ingin berbagi bait yang sama untuk beribadah, yang mana tidak mungkin baik bagi umat Muslim maupun Katolik," katanya.

Meski uskup itu menolak, usaha-usaha untuk membuka Katedral Kordoba untuk ibadah umat Muslim terus berlanjut.

Mansur Escudero, yang memimpin gerakan yang menekan hak-hak untuk umat Muslim bersembahyang di Kordoba, mengatakan isu itu tidak hanya penting bagi umat Muslim namun seluruh manusia.

Warga Spanyol yang masuk Islam itu mengatakan kepada CNN baru-baru ini kalau berbagai Katedral Kordoba akan menjadi "paradigma indah dari toleransi, pengetahuan, budaya."

"Kami ingin tempat itu menjadi tempat dimana siapapun - apakah Muslim, Kristiani atau Yahudi dapat melakukan meditasinya atau cara-cara rohaninya, atau berdoa atau apapun yang ia sebut," tambahnya.

Saat ini, umat Katolik Roma mencapai 94 persen dari 40 juta populasi Spanyol sementara umat Muslim mencapai lebih dari 2 persen. Kota Kordoba adalah rumah bagi 330,000 orang.

Next Story : Pastor Sebarkan Ajaran dengan Skateboard

Terpopuler

Headlines Hari ini