Aliansi Injili Dunia Serukan Perlindungan Bagi Umat Kristiani Suriah

Sign Up for Free eNewsletter ››
  • ((Photo: REUTERS/Ammar Abdullah))
    Seorang pria berjalan sambil membawa seorang anak yang selamat dari serangan udara oleh pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad, di al-Ferdaws di Aleppo 21 Januari 2014.
1/1
By Stoyan Zaimov, Christian Post Reporter
January 22, 2014| 07:43 am

Aliansi Injili Dunia menyerukan perlindungan minoritas umat Kristiani Suriah menjelang konferensi utama Geneva II pada hari Rabu untuk membahas solusi krisis Suriah yang sedang berlangsung.

"Kenyataannya ini hanyalah bagian dari proses. Mereka tidak akan bisa mendapatkan segala sesuatu yang dilakukan dalam dua hari, jadi kita perlu mengukur harapan kami," kata Dr Geoff Tunnicliffe, Sekjen WEA dalam sebuah wawancara dengan The Christian Post pada hari Selasa. "Minimal kami sedang mencari penghentian dalam konflik bersenjata agar tidak ada lagi yang tewas dan bisa mencapai kesepakatan agar mereka bisa menghentikan pembunuhan."

Konferensi yang disponsori oleh PBB bersama dengan Rusia dan Amerika Serikat berharap agar bersama-sama melakukan pembicaraan dengan delegasi yang mewakili Presiden Suriah Bashar al-Assad dan perwakilan dari beberapa oposisi yang ingin menggulingkan pemerintahannya. Menurut perkiraan PBB perang sipil di Suriah yang telah berlangsung sejak 2011 telah menewaskan lebih dari 100.000 orang dan mengakibatkan lebih dari 9,3 juta.

Pemerintah Suriah menerima pengawasan internasional yang sangat kuat dan ancaman intervensi militer setelah dituduh melakukan serangan kimia besar-besaran di Damaskus pada bulan Agustus yang dilaporkan sebanyak 1.429 warga Suriah tewas termasuk 426 anak-anak, meskipun Assad membantah bahwa pasukannya berada di balik serangan itu.

Umat Kristiani yang hanya sekitar 8 persen dari populasi juga telah sangat menderita akibat kelompok pemberontak Islam menghancurkan gereja-gereja dan kadang-kadang seluruh kota, juga membunuh puluhan pengikut Kristus.

"Kami sangat prihatin untuk komunitas Kristen di Suriah. Seperti semua kelompok minoritas lainnya, mereka membutuhkan perlindungan dari ancaman yang ada dihadapan mereka. Selain itu, sangat penting kehadiran umat Kristiani sebagai perwakilan dari negaranya sebagai bentuk masa depan," tambah Tunnicliffe dalam sebuah pernyataan pada Selasa.

Perhatian khusus kepada minoritas, sekretaris jenderal WEA berbicara di hadapan anggota Kongres di Washington pekan lalu tentang krisis Suriah dan kesulitan yang dihadapi umat Kristiani.

"Mereka berada di bawah ancaman besar dan kami menyerukan perlindungan bagi kaum minoritas. Banyak pendeta dan banyak pemimpin gereja telah diancam dengan kehidupan mereka, dan kami sangat prihatin tentang hal itu," kata Tunnicliffe kepada CP.

Follow us Get CP eNewsletter ››

Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah menyatakan dengan tegas bahwa jika ancaman di Suriah meningkatkan, Presiden Assad harus disingkirkan dari kekuasaan. Beberapa kelompok Kristen yang bekerja di dalam dan sekitar Suriah telah menyataka bahwa mereka takut jika Islam radikal mengambil alih negaranya malah akan membuat situasi lebih berbahaya.

Tunnicliffe, yang telah mengunjungi beberapa kamp-kamp pengungsi Suriah, mengatakan bahwa kelompok minoritas termasuk Kristen perlu dilindungi.

"Seperti kita ketahui, partai oposisi retak. Ada orang-orang radikal di dalamnya. Saya pikir kadang-kadang orang salah menafsirkan oposisi, bagi mereka yang mencari cara untuk menggulingkan rezim Assad sebagai dukungan untuk rezim itu. Situasi keduanya sangat sulit."

Dia menambahkan bahwa warga Suriah perlu menentukan masa depan pemerintah masa mereka akan dan siapa yang akan memegang kekuasaan, tetapi dunia perlu memberdayakan Suriah untuk bisa membuat keputusan.

PBB meminta bantuan sebesar$ 6,5 miliar (Rp 79 trilyun) untuk krisis Suriah, jumlah yang terbesar yang pernah diminta. Tunnicliffe menawarkan bahwa pembagian uang perlu dipertimbangkan dengan cermat.

"Kami menyerukan kepada pemerintah AS dan pemerintah lainnya untuk menyediakan dana tambahan untuk LSM lokal. Ada sejumlah dana proporsional untuk LSM internasional, yang sangat membantu dalam mendapatkan bantuan itu.”

Dia menyimpulkan bahwa umat Kristiani Suriah perlu diwakili dengan baik dan bisa mendengar keprihatinan mereka dalam pembicaraan Jenewa, dan mendorong umat Kristiani di seluruh dunia untuk berdoa bagi mereka.

"Saya pikir bagi umat Kristiani, prioritas kami yang utama adalah kita harus berdoa," kata Tunnicliffe, "berdoa agar perdamaian bisa tercapai dan berdoa agar saudara-saudari kita yang menghadapi keadaan sulit ini."

 
Advertisement
comments powered by Disqus