Momentum Gerakan Doa Non-Stop di 500 Kota di Indonesia

Sign Up for Free eNewsletter ››
  • (Credit: Reuters/Oka Barta Daud)
    Umat Kristen Papua bernyanyi lagu rohani selama protes di Jayapura, Indonesia.
1/1
By Jessica Martinez, Christian Post Reporter
October 31, 2013| 05:45 pm

Umat Kristiani di Indonesia bersatu untuk menciptakan sebuah gerakan doa syafaat yang diharapkan dapat menumbuhkan hubungan baik antara umat Muslim dan Protestan, dimana 13 persen dari populasi Muslim dunia.

Lima juta umat Kristiani berpartisipasi dalam doa non-stop dari seluruh ratusan kota dengan memfokuskan doa mereka untuk pemerintahan, media, para pemuda dan isu social dan keagaamaan yang memprihatinkan.

“Kami berdoa bagi gereja-gereja di Indonesia, seluruh pendeta dan para pemimpin selama 24 jam sehari,” kata Jeffrey Petrus, penyelenggara dari gerakan doa ini, menurut NoticiaCristiana.com.

Para penyelenggara doa telah memesan gedung bertingkat bahkan telah disiapkan beberapa matras bagi para pendoa. Pada situs doa, para peserta bisa memilih berdoa 4 jam sambil beristirahat dan kemudian kembali berdoa.

Follow us Get CP eNewsletter ››

Upaya kebangkitan kerohanian telah berlangsung sejak tahun 2009, menurut World Prayer Assembly. Pada tahun 2012, 100.000 umat Kristiani termasuk 20.000 para pendoa anak terlatih dan 20.000 pemuda berkumpul di stadion utama Gelora Bung Karno Jakarta dalam pertemuan doa besar-besaran yang disiarkan secara langsung di 200 kota di Indonesia.

“Tuhan menunjukkan kepada saya bahwa Dia telah memilih Asia sebagai langkah hebat Allah selanjutnya, kebangkitan rohani Gereja telah menantikannya dan berdoa untuk itu,” kata Leslie Keegel, dari World Prayer Assembly, menurut situsnya. “Bangsa Indonesia khususnya adalah negara Asia yang Tuhan telah pilih sebagai pusat bagi dunia yang memberikan dampak kebangkitan global yang Tuhan telah rencanakan. Tuhan telah mendengar tangisan dari gereja-gereja di Indonesia, melihat cucuran air mata dan darah orang kudusnya yang tercurah seperti sungai.”

Meskipun umat Kristiani hanya sekitar 15 persen dari populasi penduduk Indonesia, mereka masih merasa terancam oleh pemerintah walaupun mereka bisa menggunakan hak kebebasan beragama. Faktor-faktor yang mengkontribusi keprihatian mereka termasuk kesulitan dalam proses mendaftarkan gereja dibandingkan dengan mendirikan masjid. Selain itu, umat Muslim yang masuk menjadi Kristen seringkali membiarkan kartu identitasnya tetap beragama Islam agar mereka tidak dikucilkan.

Indonesia terdiri dari 17.000 pulau yang terdapat 128 etnis, beberapa diantaranya belum pernah mendengarkan Injil, menurut prayingforindonesia.com, termasuk pulau Sumatra, Sulawesi dan Jawa.

Namun, kota-kota lainnya termasuk Jakarta telah terlihat meningkatnya jumlah para penginjil, dimana umat Kristiani mengatakan pertumbuhan yang cepat ini telah mendorong perlunya pemuridan dan dilanjutkan ke tingkat kepemimpinan.

 
Advertisement
comments powered by Disqus