Umat Kristiani Filipina Berdoa Ditengah Badai Topan yang Menimpa Filipina

Sign Up for Free eNewsletter ››
  • ((Photo:Japan Meteorological Agency/Reuters))
    Badai topan Haiyan terlihat mendekati Filipina dalam gambar handout Badan Meteorologi Jepang yang diambil pada 7 November 2013.
1/1
By Jessica Martinez, Christian Post Reporter
November 08, 2013| 12:52 pm

Badai topan pasifik yang dikenal dengan Haiyan terus menyapu Filipina pada Jumat pagi dengan hembusan angin berukuran lebih dari 200 mil per jam telah merenggut nyawa sedikitnya empat orang. Umat Kristiani di Filipina menaikan doa ditengah badai terkuat yang pernah tercatat.

Haiyan mendarat di selatan Manila sekitar pukul 04:40 waktu setempat pada hari Jumat sementara kebanyakan orang sedang tidur. Sejauh ini daerah yang terkena adalah Guiuan, Samar Timur, Dulag-Tolosa, Daanbantayan dan Bantayan Island. Saat ini, lebih dari 12 juta orang terkena dampak dari badai, termasuk kota terbesar kedua di negara itu, Cebu.

King Reginaldo, seorang karyawan dari Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Terpadu (ICRM), telah memantau badai dari provinsi yang terpengaruh di Filipina dan mengupdatenya di Facebook sambil meminta dukungan doa dari teman dan followernya.

"Maafkan semua dosa dan kekurangan kami. Kami tahu Engkau adalah Allah yang penuh kasih. Anak-anak-Mu di bumi ini terutama di Filipina menangis dengan suara keras kepada-Mu, Tuhan," tulisnya. "Selamatkan kami dari badai kuat ini. Kirimkan malaikat kudus-Mu dan lindungi kami ya Tuhan, atau perintahkan mereka untuk menghilangkan topan dari peta."

Di postingan lainnya, ia menulis "Engkau mengontrol alam semesta dan segala isinya. Tolong hilangkan yang satu ini, ya Tuhan. Kami meminta ini di dalam nama Anak-Mu, Yesus Kristus. Amin."

Saat badai berada momentumnya, Reginaldo memposting update yang mengatakan bahwa ia akan menahan diri dari perkiraan situasi lainnya karena dia tidak ingin "menambah stres kepada publik."

Follow us Get CP eNewsletter ››

Menurut Weather Channel, gubernur dari provinsi Leyte, Gubernur Roger Mercado, mengatakan topan menghantam di daerah perumahan dengan hujan deras yang menumbangkan pepohonan, menghancurkan atap-atap rumah dan tanah longsor yang menghambat jalan.

"Ketika Anda dihadapkan dengan skenario seperti itu, Anda hanya bisa berdoa dan berdoa dan berdoa," katanya.

Antara Kamis malam dan Jumat pagi, lebih dari 700.000 warga masyarakat pesisir dievakuasi atas desakan Presiden Benigno Aquino sambil memperingatkan warga agar mereka bisa menghadapi "bencana." Di antara mereka ada warga pengungsi yang mengalami gempa berkekuatan 7,1 yang menewaskan lebih dari 200 orang. Aquino juga meminta untuk menyiapkan dana bantuan dengan beberapa pesawat angkatan udara kargo, helikopter militer dan 20 kapal angkatan laut siaga.

Karena komunikasi yang terputus di sepanjang beberapa daerah yang terhantam, banyaknya korban dan kerusakan masih belum bisa diketahui. Namun, para pejabat melaporkan bahwa dua orang tersengat listrik akibat badai, satu orang tewas akibat tertimpa pohon tumbang dan lainnya disambar petir.

Warga Filipina sekarang sedang diperingatkan untuk mempersiapkan diri bila terjadi banjir bandang susulan dan tanah longsor besar-besaran.

Pada pukul 23:00 waktu setempat pada hari Jumat, prakiraan cuaca melaporkan bahwa angin Haiyan telah melemah mencapai 120 mph dan badai diperkirakan akan pindah ke Laut Cina Selatan menuju Vietnam hari Sabtu.

 
Advertisement
comments powered by Disqus