Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Dewan Gereja Malaysia Mendesak Pelepasan Segera Alkitab yang Disita

Eric Young
Koresponden Kristiani Pos

Posted: Nov. 09, 2009 07:08:00 WIB

Badan perwakilan Kristiani di Malaysia menyerukan untuk segera melepaskan lebih dari 15.000 Alkitab yang disita oleh pihak pemerintah tahun ini, yang mana penyitaan tersebut melanggar hak konstitusional mereka.

“Hak konstitusional tersebut sengaja dibuat apabila Kristiani di Malaysia menolak untuk menggunakan Alkitab yang ditulis dalam bahasa yang biasa mereka gunakan,” menurut Christian Federation of Malaysia (CFM) dalam sebuah pernyataan pada Rabu.

“Tidak beralasan untuk menahan Alkitab dalam bahasa Malaysia apabila hal tersebut dapat“merugikan kepentingan umum,” ditambahkan.

Menurut laporan, sekitar 5.100 Alkitab yang diimpor dari Indonesia dicekal pada bulan Maret dan 10.000 Alkitab, juga dari Indonesia, disita oleh pemerintah pada 11 September.

Alkitab-Alkitab tersebut ditulis dalam bahasa resmi negara, Melayu, yang menurut laporan dicekal karena menggunakan kata “Allah” untuk merujuk pada Tuhan,yang mana kata tersebut oleh Malaysia dilarang digunakan bagi non- Muslim, dengan menegasakan bahwa kata itu Islamiah dan kemungkinan akan membingungkan umat Muslim apabila digunakan untuk merujuk pada Tuhan umat Kristiani.

Meskipun demikian, para pemimpin gereja, mengemukakan bahwa kata "Allah” telah sejak lama digunakan selama berabad-abad untuk merujuk pada “Tuhan” dalam bahasa Melayu.

“Bahasa Melayu telah meminjam dari bahasa Arab, yang mana kata itu berasal dari bahasa Sanskrit dan Portugis,” Rev. Hermen Shastri, sekretaris jenderal Dewan Gereja-Gereja di Malaysia, menjelaskan kepada CNN.

Lebih lanjut, pemimpin gereja mengatakan, Alkitab dalam bahasa Malaysia telah sejak lama digunakan sebelum kemerdekaan negara mereka dan belum pernah ada masalah di lingkungan masyarakat sebelumnya.

“Sejak 1970 dan berdasarkan kesepakatan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan dan bahasa nasional, warga Kristiani di Malaysia menerima pendidikan mereka dalam bahasa Malaysia. Menolak persamaan hak Kristiani di Malaysia untuk membaca dan belajar Alkitab dalam bahasa Malaysia merupakan suatu hal yang menggelikan dan merupakan penghinaan,” ujar Uskup Ng Moon Hing, pemimpin Christian Federation of Malaysia, bersama dengan komite eksekutif badan gereja.

“Pada kenyataannya, tindakan yang dilakukan oleh pemerintah itu sendiri merupakan sebuah penghinaan terhadap masyarakat,” imbuh mereka.

Dengan ini, CFM menyerukan kepada pemerintah untuk “menjalankan setiap perkataan” melalui penegakkan kebijakan dan visi negara serta tidak mengutuk atau memaksakan persyaratan terhadap kebebasan warga negaranya beribadah, berdoa dan membaca Tulisan Alkitab dalam bahasa Malaysia.

“Kami meminta pihak pemerintah yang terkait untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan cepat dan melepaskan Alkitab-Alkitab yang disita untuk warga Kristiani tanpa terkecuali dan menunggu waktu lama,” tutup pemimpin badan gereja.

Next Story : Majelis-majelis Agama Indonesia Kecam Perusakan Gereja di Malaysia

Terpopuler

Headlines Hari ini