Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Marilah, Makanlah Hidanganku

Ariza Samuel
Reporter Kristiani Pos

Posted: Aug. 06, 2010 08:20:10 WIB

Sebuah buku karangan dari Prof. Dr. Martin Harun, OFM, yang adalah guru besar tafsir Alkitab di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta. Puluhan tahun aktif juga di Lembaga Biblika Indonesia dan Lembaga Alkitab Indonesia, dengan judul "Marilah, Makanlah Hidanganku."

Buku ini adalah undangan bagi mereka yang belum berpengalaman juga berakal budi untuk datang ke warungnya dan menikmati “sajian” yang akan membuat mereka mendapatkan buah-buah hikmat.

Dalam bahasa Ibrani, kata “hikmat” cenderung sukar diberi definisi, sebab baik hikmat (hokmah) maupun bijaksana (hakam) memiliki arti yang sangat luas. Seorang pelaut yang cakap atau tukang besi yang terampil, termasuk orang yang pandai bergaul, semuanya dapay disebut hakam atau bijaksana, pandai. Orang tuajuga dianggap bijak karena yang meneruskan ajaran tentang hikmat dalam keluarganya.

Di Israel, selain imam dan nabi, ada sekelompok orang lain yang disebut guru hikmat. Mereka berada di istana dan di luar istana dan mengembangkan serta memelihara sastra kebijaksanaan sebagai sarana untuk mendidik generasi muda golongan atas dan menengah. Sumbernya berasal dari hikmat tradisional Israel dan hikmat bangsa-bangsa lain. Keduanya diolah dan menjadi apa yang sekarang di Alkitab kita kenal sebagai sastra kebijaksanaan.

Sastra kebijaksanaan Israel sendiri memiliki banyak jenis dan batasan yang tidak selalu jelas. Nah, buku ini memperkenalkan 3 kitab yang berisi sastra kebijaksanaan Israel, yaitu: Amsal, Ayub, dan Pengkhotbah. Mengapa 3 kitab ini, karena umumnya ketiganya diterima sebagai contoh-contoh sastra hikmat Israel yang paling jelas dan paling sentral. Ketiganya juga menampilkan sastra hikmat yang berlainan sehingga dapat memperkaya khazanah pengetahuan kita tentang hikmat Israel. Dari ketiga buku ini, pengarang memilih bagian-bagian yang dianggap dapat mewakili seluruh isi dan tujuan kitab.

Penulisnya mengatakan buku ini bukanlah buku tafsir yang membantu menggali seluruh teks kitab-kitab itu, melainkan suatu buklet yang mengajak pembaca untuk terlebih dahulu membaca dan mempelajari teks-teks terpilih, dengan maksud agar sesudahnya dapat membaca sendiri keseluruhan kitab dengan dasar pemahaman yang lebih baik. Bagi yang ingin lebih mendalami Amsal, Ayub, dan Pengkhotbah, penulis menyediakan daftar kepustakaan.

Selain itu, penulis juga melampirkan pertanyaan untuk pendalaman pribadi atau dalam kelompok. Semoga buku ini menjadi tambahan kepustakaan bagi kita yang selalu bergumul dengan penafsiran hikmat dan juga menjadi bacaan berguna bagi jemaat yang dilayani.

Dalam Simposiun ke V Ikatan Sarjana Biblika di Wisma Samadi Klender Jakarta, tanggal 27-29 Juli 2010 buku Marilah, Makanlah Hidanganku diluncurkan dan mendapat sambutan yang hangat dari para peserta.

Sumber: LAI

Next Story : Bens Leo: Album Religi Masih Jadi Sasaran Empuk

More news in culture

Eat Pray Love Dikritik Gereja Katolik

Pemimpin gereja Katolik kecewa dengan film 'Eat Pray Love' yang dibintangi Julia Roberts. Film ini dinilai sebagai sebuah kegagalan karena telah ...

Terpopuler

Headlines Hari ini