Umat Kristiani Dimakamkan Secara Masal Setelah Pembataian Masal dalam Perang Sipil Suriah

Sign Up for Free eNewsletter ››
  • ((Photo: Selwanos Boutros Alnemeh Facebook page))
    Foto peti mati umat Kristiani di kota Suriah Sadad, Oktober 2013.
1/1
By Stoyan Zaimov, Christian Post Reporter
November 01, 2013| 04:26 pm

Lebih dari 30 warga sipil Kristiani telah ditemukan di kuburan masal di kota Suriah, Sadad, yang hancur dalam serangan militant Islam, dimana Uskup Agung Ortodoks Suriah menggambarkan insiden tersebut sebagai “pembantaian paling serius dan terbesar” umat Kristiani dalam dua setengah tahun terakhir.

Sebanyak 45 umat Kristiani dilaporkan tewas di kota kecil antara Homs dan Damaskus, setelah serangan militan Islam pada 21 Oktober. Kantor Berita Fides melaporkan bahwa perwakilan dari Patriarkat Ortodoks Suriah dan keluarga korban menemukan kuburan masal ketika mereka kembali ke rumah mereka, dan kemudian mereka menyediakan penguburan yang layak bagi keluarga dan sahabat-sahabat mereka yang tewas.

“45 warga sipil yang tak berdosa tewas tanpa sebab, dan diantara mereka beberapa wanita dan anak-anak, banyak dari mereka yang dibuang ke dalam kubur. Penduduk sipil lainnya diancam dan diteror. 30 terluka dan 10 lainnya masih hilang,” Uskup Agung Boutros Selwanos Alnemeh menjelaskan, Suryani Ortodoks Metropolitan Homs dan Hama.

“Selama satu pekan, 1.500 keluarga ditahan sebagai sandera dan tameng. Beberapa dari antara mereka melarikan diri sejauh 8 km (5 mil) dari Sadad ke Al-Hafer untuk menemukan pengungsian. Sekitar 2.500 keluarga melarikan diri dari Sadad, hanya membawa pakaian mereka, dikarenakan adanya penyerbuan kelompok bersenjata dan hari ini mereka tersebar dalam pengungsian antara Damaskus, Homs, Fayrouza, Zaydal, Maskane, dan Al-Fhayle.”

Para saksi mata mengatakan 15.000 populasi kota telah hancur seluruhnya dan dijarah. Sadad digambarkan sebagai sebuah desa kuno yang kembali pada tahun 2000 sebelum Masehi dengan sejumlah gereja-gereja, kuil-kuil dan tempat-tempat bersejarah dan situs-situs arkeologi.

Follow us Get CP eNewsletter ››

Suriah telah terkunci dalam perang saudara selama lebih dari dua setengah tahun hingga saat ini dengan berbagai fraksi pemberontak mencoba untuk menurunkan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. Umat Kristiani, yang berjumlah 10 persen dari populasi, telah tetangkap dalam baku tembak dan kekhawatiran akan kemenangan bagi kelompok Islam radikal yang membuat mereka dalam bahaya yang lebih besar.

“Saya pikir kemenangan para pemberontak Islam adalah sebuah ide yang buruk bagi umat Kristiani. Secara tiba-tiba kita akan memiliki negara Islam lainnya dimana umat Kristiani dianiaya,” tegas Senator Rand Paul pada bulan September.

Uskup Agung Alnemeh mengatakan dalam laporannya tentang serangan masal di Sadad bahwa sekarang warga tidak mendapatkan aliran listrik, air ataupun telepon, dan seluruh rumah telah dirampok.

“Gereja-gereja yang rusak dan hancur, buku-buku lama dan perabotan berharga dirampas. Bangunan sekolah dan gedung-gedung pemerintah telah dihancurkan termasuk kantor pos, rumah sakit dan klinik,” tambahnya.

“Kami telah berteriak meminta bantuan kepada dunia tapi tidak satupun yang mendengarkan kami. Dimanakan hati nurani umat Kristiani? Dimanakan kesadaran manusia? Dimanakan saudara-saudaraku? Saya pikir semua orang yang menderita saat ini dalam suasana berkabung dan dalam ketidaknyamanan. Kami meminta semua warga untuk mendoakan kami.”

 
Advertisement
comments powered by Disqus