Pimpinan kelompok uskup berpengaruh gereja Katolik Roma Filipina, Selasa (19/2) menyerukan "kekuatan rakyat" untuk bangkit melawan endemik korupsi di negara bekas jajahan spanyol tersebut.
Uskup Agung Angel Lagdameo, presiden Konferensi Uskup Katolik Filipina mengeluarkan pernyataan tersebut di tengah peningkatan seruan terhadap Presiden Macapagal Gloria Macapagal Arroyo agar mengundurkan diri disaat Parlemen menyelidiki kasus dugaan penyuapan kontrak pemerintah Filipina dengan perusahaan raksasa telekomunikasi Cina, ZTE Corp, senilai US$ 330 juta, menurut The Associated Press seperti dikutip Harian SIB.
Pimpinan gereja juga mendukung protes "kekuatan rakyat" yang dilakukan ratusan ribu warga Filipina yang menggulingkan dua presidennya, Ferdinand Marcos tahun 1986 dan Joseph Estrada tahun 2001.
Kepada para wartawan, Lagdameo mengatakan usai melakukan pertemuan dengan 50 warga kota, pelajar dan kelompok pengusaha bahwa pergerakan anti korupsi besar-besaran yang menggulingkan Estrada sangat mengecewakan kareba telah menempatkan Arroyo sebagai presiden yang kemudian dinilai sebagai presiden paling korup oleh tim survei di negara tersebut. "Kita pindah dari satu panci penggorengan ke panci penggorengan yang lebih buruk lagi," ucap Lagdameo.
Lagdameo menyerukan aksi "kekuatan rakyat" baru dan meminta kampanye melawan tindakan korupsi segera dimulai. Pendeta dan suster menawarkan pengungsian bagi saksi kunci penyelidikan Parlemen, mantan konsultan proyek, Rodolfo Lozada Jr.
Para pekerja gereja tersebut juga mengorganisir aksi doa protes dan unjuk rasa jalanan gabungan yang meminta Arroyo mundur dan pemerintah yang bersih.
Badan perwakilan Kristiani di Malaysia menyerukan untuk segera melepaskan lebih dari 15.000 Alkitab yang disita oleh pihak pemerintah tahun ini, yang mana penyitaan tersebut melanggar hak konstitusional mereka. ...