Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Lewat Natal Mengajak Manusia untuk Mencintai Alam dan Sesama

Ariza Samuel
Reporter Kristiani Pos

Posted: Dec. 26, 2009 17:30:47 WIB
lewat-natal-mengajak-manusia-untuk-mencintai-alam-dan-sesama

Ilustrasi.

YOGYAKARTA – Mungkin tidak ada yang tahu mengapa hanya ada patung hewan sapi, keledai, dan domba (kambing), yang biasanya diletakkan di gua Natal yang kita buat? Mengapa bukan harimau atau kancil?

"Romo Antonius Dodit Haryono, punya gambaran latar belakangnya, yang dengan jenaka uraikannya saat memimpin misa Natal di gereja Pugeran. Saat Yesus lahir, malaikat yang menyeleksi hewan-hewan mana yang akan mendampingi Yesus," kata Romo Dodit.

"Hewan pertama yang mendaftar adalah harimau. Harimau merasa pantas di sisi Yesus karena ia kuat, pun dia juga Raja Hutan. Siapapun musuh yang ingin mengganggu Yesus akan diterkamnya. Malaikat menggeleng. Harimau silakan out. Yesus tidak suka mereka yang pamer kekuatan," ujarnya.

Giliran kedua, adalah kancil. Si kancil berpromosi bahwa ia tak suka kekerasan, tapi kecerdikan. Jika Yesus dalam bahaya atau dalam kesulitan, Kancil akan membantu penuh dengan akalnya untuk merekayasa keadaan. Intinya otak kancil amat oke. Tapi malaikat kembali menggeleng. Yesus tak suka rekayasa.

Lantas muncul burung merak. Si burung merak bilang bahwa bulunya indah dan Yesus akan terpesona. Dan, jika burung merak yang indah bersanding dengan yesus, maka akan sangat serasi. Namun malaikat menolak karena burung merak dianggap sombong.

Lalu aneka satwa lain masuk pendaftaran, dari ular, Kucing, hingga tikus. Tak ada yang lolos. Si Malaikat pusing. Tiba-tiba malaikat melihat tiga hewan yang sedari tadi tak unjuk suara. Mereka adalah kambing, sapi, dan keledai. Ditanyalah mereka.

"Si kambing merasa dirinya bukan hewan kuat, dan malah berbau prengus, sehingga nggak pede jika menemani Yesus. Si sapi merasa tak punya kemampuan apa-apa, juga tidak pede karena badannya bau dan dijadikan tempat hinggap lalat. Sedangkan si keledai merasa dirinya bodoh dan itu dikuatkan dengan stigma masyarakat. Si keledai hanya tahu bahwa hidupnya hanya untuk mengangkat beban," lanjut Romo Dodit.

Namun, tiga hewan itu punya sesuatu yang selaras dengan kehendak Yesus, yakni kesederhanaan, tidak sombong, jujur, dan sifat selalu membantu. Hewan-hewan itu tak pernah berpikir untuk menakut-nakuti makhluk lain, apalagi mencelakai dan membunuh. Inilah yang diinginkan Yesus. Saat manusia melihat tiga hewan itu adalah hewan penurut, bodoh, yang siap diperas tenaganya, Yesus punya pandangan lain. Hewan hewan itu justru penuh dengan kasih.

"Melalui Natal, Yesus ingin mengajak manusia untuk mencintai alam dan sesama. Hal itu hanya bisa dilakukan apabila manusia mau sederhana, tidak meninggikan hati, tidak merasa paling kuat, dan menganggap sesamanya adalah teman," ujarnya.

"Sementara, lihatlah sekarang. Alam ini rusak karena ulah manusia. Sesama manusia tidak saling menghargai. Ini sangat sangat menyedihkan. Ketika manusia tak mencintai alam, ketika manusia tak menyayangi sesama, saat itulah Tuhan ditolak," urainya.

Sebelum homili, selama sekitar lima menit, ditampilkan film dokumenter tentang kerusakan alam. Berbagai upaya perusakan alam ditampilkan dalam film itu, dari penebangan pohon, sampah yang bertumpuk di kali, asap pabrik yang pekat, polusi kendaraan di jalan raya, hingga es di kutub yang mulai mencair.

Next Story : Uskup Agung Apresiasi Perayaan Natal Berlangsung Damai

Terpopuler

Headlines Hari ini