Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Federasi Lutheran Sedunia Dorong Usaha "Satu Gereja"

Audrey Barrick
Koresponden Kristiani Pos

Posted: Jul. 24, 2010 06:09:27 WIB
federasi-lutheran-sedunia-dorong-usaha-satu-gereja

Presiden LWF Uskup Mark S. Hanson berbicara kepada sidang umum LWF Rabu, 21 Juli 2010, di Stuttgart, Jerman. (Foto: Erick Coll/LWF)

Pembicaraan mengenai komitmen ke arah ekumenisme, atau persatuan gereja, mendominasi acara sidang umum Federasi Lutheran Sedunia (Lutheran World Federation/LWF) Rabu (21/07/2010) lalu.

"Komitmen anggota Lutheran terhadap ekumenisme tidak akan berakhir sampai kita bisa berbagi Ekaristi dengan gereja-gereja lain," kata Presiden LWF Uskup Mark S. Hanson kepada sidang Rabu lalu, yang digelar di Stuttgart, Jerman.

"Jika Katolik Roma dan Lutheran [misalnya] mampu memberi makan orang miskin bersama-sama, bukankah lebih baik kalau mereka bisa melayani bersama di Meja Tuhan?" katanya.

LWF adalah komuni gereja-gereja tradisi Lutheran terbesar di dunia, yang mewakili lebih dari 70 juta umat Kristiani di 79 negara. LWF mengadakan sidang umum setiap enam tahun sekali. Pertemuan di tahun ini mengundang pemimpin dan perwakilan dari Gereja Katolik Roma, Gereja Ortodoks Timur, Komuni Anglikan, Gereja United Methodist dan Komuni Sedunia Gereja-Gereja Reformed (WARC).

LWF ingin memiliki hubungan yang lebih dalam dengan setiap tubuh gereja global. Salah satu peristiwa ekumenikal bersejarahnya adalah penandatanganan Deklarasi Bersama untuk Doktrin Pembenaran (Joint Declaration on the Doctrine of Justification) di tahun 1999.

"Menjadi Federasi Lutheran Sedunia: Komunitas Gereja-gereja adalah menjadi ekumenikal," kata Hanson dalam laporannya. "Saat sebuah komuni yang radikal inklusif adalah pemberian Tuhan bagi kita di dalam Kristus dan berada di tengah pengertian kita, kita akan selalu terlebih dulu mendefinisikan diri kita di dalam hubungan kita dengan yang lain di dalam tubuh Kristus.

"Kita berkumpul di Stuttgart bukan hanya sebagai fragmen-fragmen yang sesaat bersama-sama merajut keseluruhan. Kita berkumpul karena kita adalah satu oleh karena kasih karunia Tuhan melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Persatuan adalah pemberian Tuhan yang akan dialami dan diekspresikan lagi di tengah-tengah variasi kita yang bermacam-macam dan bahkan perbedaan-perbedaan kita."

Menyangkut perbedaan-perbedaan mengenai seksualitas manusia, Hanson menyarankan agar umat Kristiani mulai mendiskusikan persamaan, misalnya, "kita semua adalah mahluk seksual", daripada memposisikan diri sebagai hakim. Komentarnya ini muncul setahun setelah Gereja Lutheran Injili di Amerika (Evangelical Lutheran Church in America), yang ia juga pimpin, membuka pintu bagi umat berorientasi gay dan lesbian dapat melayani sebagai imam.

Ia mengekspresikan keprihatinan mengenai diskusi-diskusi yang semakin panas di beberapa gereja Lutheran mengani apa makna menjadi Lutheran yang sesungguhnya.

"Saya merasakan ada hasrat yang semakin dalam dari sebagian kita untuk melihat pengakuan (confessions) kita yang kaya bukan sebagai alasan bagaimana kita dapat hidup di tradisi pengakuan, namun sebagai cara menentukan siapa yang benar- benar Lutheran dan siapa yang bukan," katanya, menekankan kalau ia ingin melihat persatuan diantara Lutheran sendiri. "Dan hal itu akan menjadi perpecahan yang luar biasa."

Hanson meminta mereka tidak hanya mengafirmasi dasar-dasar teologikal dan pengakuan sebagai Lutheran, namun juga memperbarui komitmen "bahwa untuk menjadi Lutheran adalah menjadi injili dan ekumenikal."

Sekretaris Jenderal LWF Pdt. Dr Ishmael Noko mengingatkan pidatonya yang mereka adopsi di tahun 2007. Dariapda melihat diri merekasebagai "Gereja," LWF melihat dirinya sendiri sebagai gerakan didalam "satu Gereja."

"Kita sadar kalau kita memerlukan orang Kristiani lain," kata Noko.

Diapraxis Antariman, atau kerjasama praktis diantara batasan-batasan religius, telah menjadi fokus khusus LWF sejak 2003, tegasnya.

Dan melanjutkan komitmen tersebut, tahun ini delegasi-delegasi LWF akan diminta mengambil tindakan yang akan mendefinisikan ulang hubungan mereka dengan Mennonites, satu kelompok Kristiani dari denominasi-denominasi Anabaptis.

Noko menyesalkan dua tubuh tersebut telah asing selama 500 tahun dan pengakuan Lutheran mereka "menyatakan hal-hal yang amat keras" mengenai Mennonites.

LWF akan mempertimbangkan suatu aksi minta maaf "untuk semua penganiayaan dan kekerasan yang telah salah dilakukan pendahulu-pendahulu Lutheran, dan kami adalah pewarisnya," kata Noko.

Juga hadir di sidang umum LWF adalah Sekretaris Jenderal Dewan Gereja-gereja Sedunia (World Council of Churches) Pdt. Dr Olav Fykse Tveit yang memuji usaha-usaha ekumenikal LWF.

Meski ada "beberapa alasan mengapa gereja-gereja tidak sepenuhnya berbagi roti yang sama di dalam Ekaristi," kata Tveit, "namun ada alasan-alasan moral dan teologis yang lebih penting yang membuat kita berusaha semampu mungkin untuk datang ke meja yang sama dan berbagi satu roti yang sama."

"Kalian dikenal karena komitmen untuk perdamaian dengan keadilan, untuk misi, diakonia dan untuk dialog ekumenikal dan kerjasama antar-religi. Biarlah itu juga dapat dilihat lagi di masa depan," pesannya.

Next Story : Federasi Lutheran Sedunia Pilih Uskup Palestina sebagai Presiden

Terpopuler

Headlines Hari ini