Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Interaktif

WHO Ganti Istilah Flu Babi Dengan “influensa A (H1N1)”

Antara
Reporter Kristiani Pos

Posted: May. 02, 2009 19:52:02 WIB

JENEWA – Kamis (30/4) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi memberikan nama baru bagi flu babi (swine flue), dan menggantinya dengan nama “influensa A (H1N1)”. Penggunaan istilah baru tersebut secara resmi juga mulai digunakan pada saat itu, seperti yang dikutip dari Xinhua-OANA.

Dalam pernyataannya WHO ulangkali menegaskan bahwa orang tak dapat terinfeksi oleh virus baru ini melalui konsumsi daging babi yang dimasak dengan baik atau terpajan pada babi.

"Ini benar-benar merupakan virus yang menular dari manusia ke manusia. Oleh karena itu, kami kira dengan tindakan penanganan makanan, memakan daging babi tak menimbulkan bahaya buat manusia," kata Fukuda, Asisten Direktur Jenderal WHO, yang bertugas pada lingkungan hidup dan keamanan kesehatan kepada wartawan.

Dalam suatu taklimat, Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Janet Napolitano dan Menteri Pertanian Tom Vilsack dengan berat hati berulang-kali menyebut flu itu sebagai "virus H1N1".

"Ini bukan penyakit yang ditularkan oleh makanan, tapi virus. Tidak tepat merujuknya sebagai flu babi karena sungguh bukan itu masalahnya," tukas Vilsack.

Penggantian istilah bagi flu babi ini juga telah dilakukan oleh Israel yang telah lebih dulu menolak menggunakan istilah flu babi dan memilih menyebutnya "flu Meksiko".

"Kami akan menyebutnya sebagai flu Mexico, kami tidak akan menyebutnya flu babi," ujar Wakil Menteri Kesehatan Yahudi dalam siaran persnya seperti di kutip dari Reuters,Jerusalem, Rabu (29/4/2009) lalu.

Di Israel sendiri sebenarnya ada peraturan yang mengharamkan daging babi. Kulit babi dianggap kotor dan daging babi adalah makanan yang diharamkan. Hukum mengenai makanan dalam agama Yahudi melarang pemeluknya makan daging babi. Alasan tersebutlah yang mendasari perubahan istilah flu babi menjadi flu Meksiko.

WHO sendiri menyatakan keberatan dengan istilah tersebut dengan menjelaskan bahwa virus itu berisi unsur virus unggas dan manusia dan sejauh ini "tak ada babi" yang ditemukan menderita penyakit tersebut.

Bagi produsen daging babi di AS, nama flu babi telah merugikan, sehingga para pejabat pemerintah mengambil sikap dengan menegaskan bahwa daging babi Amerika aman dimakan dan negara lain tak perlu melarang impor.

Harga daging babi, kedelai dan jagung telah anjlok dalam beberapa hari belakangan, "dan jika ini berlanjut, tentu saja ada potensi besar. Itu sebabnya mengapa penting untuk meluruskan ini", ujar Vilsack.

Di "Centers for Disease Control and Prevention (CDC)" juga telah diadakan pembicaraan guna menghilangkan kata "babi" dari nama flu babi, yang mana menurut pejabat Direktur CDC Richard Besser penggunaan kata tersebut dapat menyebabkan “salah penafsiran bahwa manusia dapat terserang penyakit tersebut dari babi".

Next Story : Eropa Berada di “Ujung Tanduk”

Terpopuler

Headlines Hari ini