Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Tokoh Lintas Agama Harapkan Pilpres Berkualitas dan Jurdil

Maria F.
Reporter Kristiani Pos

Posted: Jul. 03, 2009 16:55:03 WIB

JAKARTA – Sebanyak 16 orang tokoh lintas agama berkumpul di CDCC, Kamis

(2/7) dalam jumpa pers guna menyampaikan pesan dan himbauan kepada masyarakat dan berbagai elemen serta mengawal demokrasi terkait pelaksanaan pilpres 8 Juli mendatang.

Para tokoh lintas agama yang hadir dalam jumpa pers tersebut antara lain: Pdt. Richard Daulay (PGI), Din Syamsuddin (Ketum PP. Muhammadiyah dan Chairman IComRP), K.H. Yohanes Dwi Harsanto, Pr.,Amidhan (MUI), Bikhsu Sapta Virya (Walubi), Uung Sendana (Sekretaris Umum MATAKIN).

Dalam penjelasannya, Pdt. Richard Daulay (PGI) menyampaikan 4 hal berkenaan dengan pelaksanaan pilpres yakni: kepada para capres-cawapres, dia berpesan agar capres-cawapres memperhatikan kualitas dalam pilpres nantinya, karena berhasil atau tidak kepemimpinan yang akan datang tergantung pada pilpres 8 Juli mendatang. Dan juga dihimbau agar para capres-cawapres tidak curang. “Bermainlah cantik, transparan, jujur dan adil”, “ujarnya.

Kedua, Pdt. Richard Daulay juga menghimbau agar masyarakat tidak golput, dan sekalipun terpaksa memilih golput itu hak mereka serta diharapkan agar masyarakat menganggap agenda pilpres ini sebagai momen penting dan ikut serta bertanggungjawab dalam mengawal pelaksanaan pilpres sebagai wujud tanggungjawab sebagai warga masyarakat.

Ketiga, menyerukan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) bertanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya, netral, serta mengupayakan penyelenggaraan pilpres secara profesional.

Terakhir, Pdt. Richard Daulay juga menghimbau kepada masyarakat khususnya umat Kristiani agar berdoa syafaat demi lancarnya pelaksanaan pilpres, agar pilpres nantinya dapat menghasilkan pemimpin yang takut akan Tuhan, cakap, dan tidak suka akan suap.

Beberapa hal yang diamanatkan tokoh lintas agama antara lain agar KPU dapat segera menyelesaikan DPT dengan baik sehingga tidak ada DPT yang tidak tercatat atau adanya data ganda. Selain itu juga dipesankan kepada capres-cawapres agar siapa pun nanti yang menang dalam pilpres dapat menerima kemenangan dan kekalahan dengan besar hati.

Pilpres 8 Juli ini merupakan agenda penting dan strategis bagi kehidupan berbangsa dan bernegara,” tukas Din Syamsuddin.

Din berpendapat kalau bisa pelaksanaan pilpres dapat diundur untuk dapat lebih baik persiapannya.

Selain itu, tokoh lintas agama juga berharap kepada pasangan capres-cawapres untuk bersaing secara sehat dan mengindahkan etika agam dan politik serta menahan diri untuk tidak melakukan kampanye-kampanye hitam.

Dilain pihak, mereka juga mendesak agar KPU dapat melaksanakan pilpres secara lancar dan berkualitas. KPU harus netral dan tidak memihak siapa pun serta mampu bertindak sebagai wasit yang jujur. Mereka juga menyarankan untuk menggunakan KTP dalam proses pilpres agar dapat lebih memudahkan masyarakat saat memilih dalam pilpres nanti.

Isu politisasi agama yang berhembus juga menjadi topik yang ramai dibicarakan menjelang pilpres 8 Juli terkait dengan adanya kampanye yang menjadikan agama sebagai alat untuk saling menjatuhkan.

Din Syamsuddin menyatakan agar jangan menjadikan agama sebagai komoditas dan bahwa fungsi agama adalah sebagai sumber moral dan memberikan pencerahan bagi politik.

Secara lugas Pdt. Richard Daulay mengatakan bahwa menaruh agama dalam ranah politik sama artinya dengan merendahkan agama.

Next Story : Pengungsi Gempa di Jawa Barat Membutuhkan Tenda, Selimut, dan Makanan

Terpopuler

Headlines Hari ini