Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Imam Pertaruhkan Hidup Bagi Umat Kristen Tanpa Gereja di Mesir

Ethan Cole
Koresponden Kristiani Pos

Posted: Aug. 28, 2009 15:09:38 WIB

Seorang imam Koptik yang merenovasi rumah pribadinya untuk mengakomodasi kegiatan Kristen di desanya mengatakan tidak takut terhadap fatwa kematian yang dikeluarkan untuknya.

Pdt Estefanos Shehata dari desa Ezbet Dawoud Youself, sekitar 124 kilometer sebelah selatan Kairo, sudah muak dengan perlakuan tidak adil terhadap orang-orang Kristen Koptik di Mesir.

Tidak gereja untuk 800 orang Koptik di wilayahnya, sehingga upacara pemakaman dan pernikahan harus dilakukan di jalan, keluhnya dalam sebuah surat baru-baru ini ke Asosiasi Kristiani Timur Tengah.

Dua tahun yang lalu ia mengubah sebagian dari rumah keluarga menjadi sebuah ruang dimana pelayanan dapat dilakukan dan meminta ijin untuk penggunaannya. Pihak berwenang terus menolak memberikan jawaban langsung dan karena tidak mau terkena masalah, mereka menyuruh dia untuk berbicara dengan umat Muslim di desanya.

Shehata kemudian berbicara dengan umat Muslim di desa itu, yang katanya punya hubungan baik dengan orang-orang Koptik, dan minta izin.

Umat Muslim di desanya kemudian mengadakan pertemuan dengan para tetua dari desa tetangga, dan, yang mengejutkan, "sangat marah" dengan proposal itu dan mengeluarkan fatwa yang menyerukan kematiannya.

"Mereka mengatakan kepada orang-orang Koptik di desa dibutuhkan hanya satu peluru untuk menyingkirkan saya karena tidak ada "uang darah" untuk membunuh seorang Kristen," tulis Shehata dalam suratnya.

"Saya dilarang tinggal di desa saya sudah lebih dari sebulan. Saya bahkan tidak bisa pergi [melihat] ibu saya."

Di Mesir, orang Kristen tidak diperbolehkan untuk membangun atau memperbaiki gereja kecuali jika mereka menerima izin dari gubernur. Hampir semua permintaan untuk izin bangunan gereja ditolak. Namun, tidak diperlukan izin serupa untuk pembangunan atau perbaikan masjid.

"Apa salahnya bagi anda jika kami memiliki aula? Apa salahnya bagi anda jika kami membangun gereja? Ini pertanyaan pertama," kata Shehata dalam sebuah wawancara dengan grup advokasi Bebaskan Koptik. "Kedua, mengapa kita harus melakukan pemakaman di jalan? Mengapa kita harus merayakan pesta pernikahan dengan pengantin berdiri di jalan? Ini jelas tidak benar. Mengapa Muslim marah ketika orang Kristen mau berdoa?"

Meskipun konstitusi Mesir menjamin kebebasan beragama, dalam praktiknya keadaan ini sangat berbeda.

"Cukup penghinaan dan penganiayaan terhadap orang-orang Koptik. Saya tidak takut mati dan dikeluarkannya fatwa untuk menumpahkan darah saya adalah suatu kehormatan bagi saya," katanya.

Mesir sebagian besar (90 persen) didominasi Muslim Sunni dengan sisa penduduk (10 persen) pemeluk Kristiani. Meskipun penduduk Kristen Mesir kecil jumlahnya, namun mereka berdiri sebagai komunitas Kristen terbesar di Timur Tengah dan juga di antara yang tertua.

Next Story : Kristiani Kenya Tolak Pengadilan Islamiah Masuk Dalam Konstitusi

More news in africa

Umat Katolik NTT Padati Gereja Ikuti Prosesi Jalan Salib

KUPANG – Jumat pagi (10/4/2009) umat Katolik di wilayah Keuskupan Agung Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), memadati gereja-gereja untuk mengikuti prosesi jalan salib, mengenang kisah sengsara Yesus Kristus sampai akhirnya wafat di kayu ...

Terpopuler

Headlines Hari ini