Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Kelompok Ordo Gerakkan Masyarakat untuk Melestarikan Lingkungan

Steven Pramono
Reporter Kristiani Pos

Posted: Aug. 24, 2009 12:59:56 WIB

Komisi Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan (Justice, Peace and Integrity of Creation/JPIC) dari Ordo Karmelit di Malang, Jawa Timur, meminta imam, pemuka agama, dan masyarakat untuk mendorong orang lain dalam melestarikan lingkungan setempat.

"Kemerosotan lingkungan setempat perlu mendapat tanggapan segera. Ulama dan masyarakat harus memotivasi orang lain untuk mencintai dan melestarikan lingkungan," kata Fransiskus Xaverius Hariawan Adji, seorang seminaris Karmelit, menurut UCAN.

Dia mengutip sebuah bukit di distrik yang telah gundul karena masyarakat setempat dan diubah menjadi ladang kentang dan juga kerusakan hutan di Kalimantan.

Adji adalah seorang koordinator dari seminar dan workshop yang berlangsung dari 1-2 Agustus yang berjudul "Pelestarian Lingkungan Hidup sebagai Upaya untuk Mewujudkan Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan", yang diselenggarakan JPIC dan dihadiri 120 pemuka agama dan masyarakat.

Adji mengatakan seminar itu bertujuan untuk membentuk sebuah tim untuk bekerjasama untuk pelestarian lingkungan. "Tim ini akan seperti think tank dan mencari ide-ide, mendiskusikan ise-ide tersebut dan kemudian mengimplementasinya."

Dia mengatakan sebagian besar peserta dalam seminar membahas isu-isu lingkungan di daerah mereka sendiri, seperti penggundulan hutan, banjir dan sampah plastik. Mereka tidak menetapkan persetujuan bersama tapi diminta untuk membuat komitmen pribadi untuk melestarikan lingkungan. Ini termasuk mengurangi penggunaan plastik.

Dia mengutip sebuah kelompok Legio Maria dan sebuah paroki yang telah memutuskan untuk menggunakan gelas, bukan cangkir plastik selama pertemuan doa, serta paroki lain yang melakukan pertanian organik dan menyelenggarakan program kesadaran lingkungan.

Merujuk pada wadah pemikir (think thank), ia mengatakan sekitar 50 peserta telah menunjukkan komitmen yang serius untuk pelestarian lingkungan. "Dari jumlah ini, kami akan memilih 15 orang. Kita belum tahu apa mereka tokoh agama atau masyarakat. Tapi kita akan berfokus pada kemampuan serta pengaruh mereka."

Johanes Subowo, seorang peserta seminar dari Paroki Maria Annunciata di Kalipare, mengatakan bahwa saat ini dia memiliki pengetahuan yang lebih luas mengenai pertanian organik setelah menghadiri acara tersebut. Dia juga menyatakan optimisme bahwa dengan pengetahuan ini ia akan mampu mendorong petani untuk beralih ke pertanian organik dan dengan demikian membantu lingkungan.

"Sekarang saya memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana pestisida dan bahan kimia yang digunakan dalam pertanian dapat merusak lingkungan," kata Subowo.

Dia mengatakan bahwa pada bulan Mei, ia dan anggota-anggota dewan pastoral paroki memulai "percobaan eksperimental pertanian organik" di tanah paroki di samping gedung gereja. Mereka menanam kubis Cina dan sayuran lainnya disana.

Subowo mengharapkan bahwa program pertanian organik akan diambil oleh umat Katolik lain dan bahkan petani non-Katolik di parokinya. "Saya bersyukur Gereja tidak hanya mengajarkan orang bagaimana berdoa, tapi juga mengajarkan mereka cara untuk mencintai lingkungan," katanya.

Seorang peserta lain, Suster Anna Wiwik Soepraptiwi, mengatakan gerakan lingkungan harus diperkenalkan di semua paroki di seluruh daerah. Menurut dia, imam paroki harus mengambil langkah dalam hal ini.

Dia mengatakan jemaat parokinya telah terfokus pada pembuatan kompos. Selanjutnya, jemaatnya, "bersama dengan LSM Muslim lokal, telah menanam pohon sebagai bagian dari program reboisasi."

Next Story : Non-Muslim Masih Sulit Memperoleh IMB Rumah Ibadah

Terpopuler

Headlines Hari ini