Hot Topics » Pakistan Swat valley Sri Lanka conflict Abortion Barack Obama India Lausanne Movement

Konferensi Purpose Driven Mengangkat Permasalahan Pastoral Abad 21


Posted: May. 27, 2008 12:14:51 WIB

LAKE FOREST, California - The Purpose Driven Summit kembali lagi tetapi dengan tujuan yang berbeda.

Walaupun konferensi biasanya dibuat setiap tahun untuk melatih para pendeta dalam Purpose Driven Network, tahun ini muncul dengan sedikit berbeda setelah tenggang waktu 18 bulan.

Untuk pertama kalinya dalam 20 tahun, daripada mengajarkan teknik-tehnik dalam Purpose Driven, pendeta Gereja Saddleback Rick Warren mengatakan dia merasa Tuhan meminta dia untuk "diam dan mendengar."

Oleh sebab itu, dia menghabiskan dua tahun terakhir dengan perjalanan keliling dunia, mendengarkan mimpi, luka, dan kebutuhan dan keprihatinan para pendeta.

Minggu ini, pemimpin Kristiani dari seluruh dunia berkumpul bersama untuk belajar pelatihan terbaik abad ke-21 persoalan-persoalan gereja dari 35 pendeta berpengaruh dan efektif Amerika, termasuk Tim Keller dari Redeemer Presbyterian Church di Manhattan, New York dan Mark Driscoll dari Mars Hill Church di Seattle, Washington.

Senin lalu, para peserta undangan hanya mendengarkan konferensi dari tiga panelis tentang penginjilan, persekutuan dan kotbah.

Selama diskusi tentang penginjilan, para panelis setuju bahwa penginjilan harus menjadi program dalam "DNA kebudayaan" dalam gereja untuk mencapai keefektifan.

Bob Roberts, pendeta senior Dallas yang berbasis di Northwood Church, menunjuk tentang para murid Yesus tidak memiliki traktat Injil atau perang salib tetapi telah memasukkan penginjilan ke dalam gaya hidup mereka sehari-hari.

Bertujuan untuk menjadikan pengijilan sebagai suatu pekerjaan, kita harus hidup seperti itu, kata Roberts kepada orang banyak. "Jika anda menegaskan hari Minggu sebagai sesuatu yang mendasar, maka anda hanya memamerkan agama saja.

pendeta Mark Batterson dari National Community Church di Washington, D.C., tantangan yang dihadapai oleh gereja dalam penginjilan adalah mengatasi motif untuk mementingkan diri sendiri saat datang ke gereja.

Kita harus ingat kalau, "kita ada bagi seseorang yang tidak ada disana," katanya.

Beberapa pemimpin juga mengatakan bahwa penginjilan dapat berjalan melalui sebuah kartu undangan yang sederhana untuk umat setelah sekian lama.

Para pendeta dalam diskusi panel setuju bahwa kelompok kecil harus diterapkan pada beberapa tingkat tetapi dengan perbedaan pendapat baik untuk membentuk kelompok kecil yang telah mapan dipecah menjadi memfasilitasi penggandaan atau mereka seharusnya terpecah menjadi kelompok yang terbentuk menurut ketua kelompoknya atau tingkat kehidupan.

"Saya rasa persekutuanadalah seperti seekor gajah dalam gereja. Saya tidak berpikir anda bisa memaksa komunitas Kristiani. Jika anda memaksa komunitas Kristiani, anda akan menghadapi kegagalan dari waktu ke waktu," kata Perry Noble, pendiri pendeta New Spring Church di S.C.

Warren, yang naik ke panggung dan ikut bergabung dalam percakapan jarak jauh, mengakui dia sendiri memilki kelompok kecilnya yang dihimpun beberapa tahun yang lalu ketika dia berusaha menyeimbangkan dua pertempuran terbesar dalam hidupnya - saat menulis bukunya "Purpose Driven Life" - dan mengusulkan keringanan rumah pendeta dari IRS.

Dia menganjurkan agar para pendeta dilibatkan dalam kelompok kecil mereka sendiri dan mempromosikannya dengan kesaksian mereka sendiri.

"Ketika anda menceritakan cerita masa lampau tersebut,itu adalah saat orang-orang berkata,"saya membutuhkan kelompok kecil," kata pendeta Saddleback itu.

Nantinya secara resmi bergabung dengan juri kotbah sebagai moderator, Warren mengingatkan para pendeta untuk menganggap Firman Tuhan dengan serius sedangkan banyak yang tidak terlalu menganggapnya serius.

"Orang mencari sebuah pesan berotorisasi dalam sebuah kerendahan hati seseorang," katanya. "Ketika kamu menyatukan dua orang, mereka akan menemukan sesuatu yang sangat menarik."

Sepanjang tiga hari konferensi itu, Warren membagikan pengalamannya melalui diskusi panel dan rangkaian pengajaran yang berjudul "Manifesto for Renewal."

Peserta jugasekaligus menjadi tempat peluncuran situs versi beta dari P.E.A.C.E. 2.0, suatu singkatan dari lima tindakan yang dimodeli dari Yesus: Promote reconciliation/Plant churches, Equip leaders, Assist the poor, Care for the sick, and Educate the next generation. Perencanaannya telah dikembangkan selama empat tahun dengan data terkumpul sebanyak 7.766 dari anggota tim PEACE Saddleback selama kunjungan mereka ke 68 negara.

Warren mengumumkan koalisi P.E.A.C.E - suatu jaringan gereja, bisnis, dan NGO - pada hari Kamis saat konferensi berakhir.

Next Story : Lewat Natal Mengajak Manusia untuk Mencintai Alam dan Sesama

More news in church

Uskup Agung Apresiasi Perayaan Natal Berlangsung Damai

JAKARTA - Tema Natal "Bertumbuh Menjadi Pembawa Damai", dinilai Uskup Agung Jakarta, Julius Kardinal Darmaatmadja tepat untuk melahirkan sikap dan perilaku yang baik kepada semua orang, apapun agama dan bangsanya. ...

Terpopuler

Headlines Hari ini