Interaktif

STT. SETIA Gelar Aksi Damai Natal Ingatkan Pemerintah Akan Janjinya

Maria F
Reporter Kristiani Pos

Posted: Dec. 27, 2008 23:03:32 WIB

Aksi Damai Natal STT. SETIA, Rabu (24/12) di Bunderan HI, Jakarta. (Foto: Kristiani Pos)

Spanduk yang berisi seruan untuk peduli terhadap nasib SETIA di pengungsian. (Foto: Kristiani Pos)

Doa bersama yang dipimpin oleh Rektor STT. SETIA, Pdt. Dr. Matheus Mangentang. (Foto: Kristiani Pos)

JAKARTA - “Tanpa kedamaian mustahil manusia dapat mengatakan bahwa mereka mengasihi yang lainnya.” Demikian sepenggal kotbah singkat yang disampaikan dalam Aksi Damai Natal STT. SETIA Rabu (24/12) lalu yang digelar di Bundaran Hotel Indonesia.

Tidak kurang dari 50 orang mahasiswa SETIA ikut ambil bagian dalam Aksi Damai Natal tersebut dengan membagikan 3000 kuntum bunga melati dan 10.000 selebaran kepada setiap mobil dan orang yang melintas di sekitar Bundaran Hotel Indonesia dimulai sejak pukul 14.30.

Sesuai dengan Tema Natal tahun ini “Hiduplah Dalam Perdamaian Dengan Semua Orang” menyiratkan dengan jelas bahwa kedamaian adalah sesuatu yang diinginkan oleh semua manusia.

Pembacaan firman Tuhan yang dibawakan oleh Pdt. Boyes. M dengan mengutip ayat firman Tuhan dari(Roma 12:17-19).

Hari Natal adalah hari yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu oleh umat Kristiani, namun satu hal yang penting adalah bagaimana umat Kristiani dapat menghidupi kehidupan Kristus dalam kehidupan mereka. Yakni bahwa kita sebagai orang Kristen harus meneladani Kristus.

Dan bahwa Kristus menjadi pengantara Allah dengan manusia,dan bahwa tanpa Kristus kita tidak akan sampai kembali kepada Allah yang mana hal ini merupakan suatu penekanan yang sangat penting bagi iman Kristen.

Seperti apa itu damai bagi umat Kristiani? Hal yang penting untuk kita ketahui bahwa damai itu berasal dari Tuhan dan damai itu tidak diciptakan oleh manusia melainkan sesuatu yang datangnya dari Tuhan. Damai adalah sesuatu yang diberikan Allah kepada manusia.

Apabila damai diartikan hanya sebagai suatu keadaan dimana ada keseimbangan hidup antara jasmani dan rohani sebagaimana filsafat dunia mengartikan kata damai tersebut, dan apabila damai adalah sesuatu yang kita lakukan dan tidak merugikan orang lain, maka apa arti Natal dan apa arti damai bagi orang Kristen jika seperti itu?

Rasul Paulus dalam nasihatnya mengatakan “jangan membalas kejahatan dengan kejahatan.” dengan kata lain bahwa Paulus ingin mengatakan bahwa kebaikan itu jauh lebih besar daripada kejahatan. untuk itu penting bagi umat Kristen untuk dapat menciptakan perdamaian dengan orang lain.

Kedatangan Kristus yang dirayakan setiap Natal memiliki indikasi yang sangat penting bahwa tanpa kelahiran Yesus Kristus, umat manusia tidak akan sampai pada keselamatan,”ujar Boyes.

Rektor STT. SETIA, Pdt. Dr. Matheus Mangentang menyatakan tiga hal yang mau disampaikan lewat Aksi Damai Natal tersebut yakni, pertama untuk menyampaikan salam damai Natal kepada semua orang, dan kedua menyampaikan tanda bunga kepada masyarakat dengan membagikan setangkai bunga kepada orang-orang yang melintas di sekitar Bundaran HI.

Ketiga adalah untuk mengingatkan pemerintah dan masyarakat serta gereja bahwa hari ini tepat 5 bulan STT. SETIA berada di pengungsian, agar supaya pemerintah daerah DKI-Jakarta segera merealisasikan janjinya untuk menyediakan tempat relokasi bagi SETIA mengingat pada musim hujan ini situasi di tempat penampungan khususnya di Cibubur makin memprihatinkan karena banyak tenda-tenda penampungan yang rusak dan bocor serta mahasiswa yang sakit karena udara dingin dan situasi yang makin memburuk di tenda-tenda pengungsian.

Dalam kesempatan yang sama, Pdt. Sephard Supit yang juga ikut serta dalam Aksi Damai tersebut menyatakan keprihatinannya terhadap minimnya kepedulian dari gereja terhadap nasib SETIA.

Gereja hanya sampai pada khotbah tubuh Kristus dan kemudian hanya sampai pada khotbah Church on the marketplace dan lainnya, namun semuanya itu dilakukan hanya dalam ranah eksklusif. Itulah persoalannya saat ini, melalui kasus SETIA ini menurut Supit adalah momen yang tepat untuk membangun rasa solidaritas. Meskipun ada beberapa pihak yang memilki rasa solidaritas namun menurutnya masih sedikit hanya sekitar 2-5 persen.

Ada beberapa hal yang dapat dipetik himahnya yakni, pertama bahwa jangan hanya sekedar khotbah, dan yang kedua ada realitas dan bahwa ada orang lain yang mengalami penderitaan. Dan yang terakhir untuk supaya menjalankan firman, yaitu dengan membangun solidaritas tubuh Kristus.

Terkait dengan natal, Supit menambahkan bahwa Natal adalah bentuk solidaritas Allah dengan manusia yang mana manusia dalam keadaan berdosa, Allah megirim anak-Nya untuk dapat merasakan apa yang dirasakan manusia. Untuk itu gereja-gereja juga hendakknya ikut bersolidaritas terhadap saudara-saudara yang menderita.

Terlepas dari semuanya itu, hikmah Natal tahun ini bagi SETIA menurut Mangentang adalah bahwa sama seperti Tuhan sendiri rela untuk berada di tempat yang paling bawah, untuk itu kami juga mau ikut serta ambil bagian dalam penderitaan Yesus.

Next Story : Gereja Harus Jadi "Sekolah Kehidupan" Bagi Jemaat

Terpopuler

Headlines Hari ini